Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Apa Hikmah Bersuci Saat Shalat? Ini Penjelasannya

Saat pakaian dan anggota seseorang kotor, jiwa sekitarnya akan merasa jijik. Hati dan mata akan berpaling darinya. Kalau hendak menghadap presiden atau pemerintah, seseorang harus memakai pakaian yang paling bagus nan bersih, menghindari segala kotoran sehingga penampilannya tidak menjadikan raja murka, lantas bagaimanakah seharusnya saat berdiri di hadapan Allah, Rajanya para raja?
Syariat mengharuskan wudhu dan mandi agar tidak kotor saat hendak melaksanakan ibadah shalat. Malaikat ikut hadir saat ibadah sakral ini dilangsungkan secara berjamaah. Ia tidak suka melihat pakaian kotor dan mencium bau yang tidak sedap. Bukan hanya malaikat, semuanya saja akan merasa sengsara saat dalam barisan jamaah mereka berdiri orang dengan pakaian kotor.
Berdasarkan paparan di atas, syariat mensunahkan mandi pada hari Jumat dan dua hari raya. Maklum, pada saat itu umat Islam berkumpul untuk shalat berjamaah, berdesak-desakan, bahkan antara pundak satu dengan lainnya saling dipertemukan. Tentu saja adanya orang yang tidak bersih dan tidak wangi akan membuat sekitarnya merasa jijik dan sengsara. Menyakiti orang lain adalah hal yang dibenci dan dicela.

Hikmah lain dari mandi janabah adalah : Dalam diri manusia terkandung dua jiwa ; jiwa bahimiyah(sejenis hewan) dan jiwa malakiyah(sejenis malaikat). Manusia memiliki jiwa yang menyerupai alam hewan dan jiwa yang menyerupai alam malaikat. Saat seseorang melakukan jima', jiwa yang menyerupai alam malaikat akan merasa tersakiti karena bertempat dalam jasad yang najis. Jiwa malaikat mendapatkan rasa sakit oleh kondisi janabah. Ia akan merasa tenang saat jasad tersebut sudah mandi besar, karena telah hilang hal yang membuatnya sukar bertempat di dalamnya.
Hikmah lain dalam wudhu dan mandi adalah : bahwa membasuh anggota badan dengan air bisa memunculkan  semangat dan menghilangkan rasa malas. Dengan kondisi ini, seseorang bisa memenuhi kefardhuannya dengan semangat. Semangat yang bisa mewujudkan kenyamanan dalam hati, sehingga bisa ikhlas dalam beramal. Ini merupakan hikmah agung yang akan kami jelaskan dalam tempatnya.
Bagi wanita haid, mandi bisa memunculkan semangat dalam dirinya. Apabila memiliki suami, maka mandi bisa menjadi persiapan untuknya yang ingin hamil. Dan apabila tidak memiliki, maka akan hasil semangat dan hilang rasa malas yang membuatnya enggan beramal. Adapun bagi wanita yang nifas mandi bisa menghilangkan kotornya badan dan bau menyengat.
Banyak sekali ayat Alquran, hadis dan kalam hikmah para sahabat mengenai keutamaan bersuci.
Allah Swt. berfirman :
فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَنْ يَتَطَهَّرُوا ۚ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِينَ
Artinya : Di dalam masjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih.(QS. Al-Taubah : 108)
مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ وَلَٰكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ
Artinya : Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu. (QS. Al-Maidah : 6)
Rasulullah saw. bersabda :
مِفْتَاحُ الصَّلَاةَ الطَّهُوْرُ
Artinya : Kunci salat adalah bersuci. HR. Ahmad
Secara global, membersihkan diri dan bersuci hukumnya wajib menurut Syara' dan akal.
***
Meskipun mensucikan dzahir memiliki posisi yang sangat penting, namun di samping itu ada yang namanya mensucikan batin. Suci batin merupakan sifat yang wajib dimiliki seorang hamba. Esensi suci batin adalah selamatnya hati dari sifat arogan, dengki, hasud, ujub dan semua sifat tercela yang menyebabkan manusia hina dan rusak akhlaknya. Oleh karena itu, maksud dari sabda nabi "الطَّهُوْرُ نِصْفُ الْاِيْمَانِ  artinya bersuci adalah separuh dari iman" adalah bersuci secara maknawi. Karena iman orang Islam akan melemah saat bersifatan dengan sifat-sifat di atas. Ruhnya akan  bening dan jiwanya bersih kala batin bersih, sehingga iman bisa sempurna. Maka, jauh dari kebenaran bila yang dikehendaki dari sabda Nabi di atas adalah suci dzahir.
Disebutkan dalam kitab Al-Badai' :
"Bersuci dzahir adakalanya secara hakiki dan adakalanya secara hukmi. Bersuci hakiki adalah mensucikan pakaian, badan dan tempat shalat dari najis hakiki. Sedangkan bersuci hukmi adalah mensucikan anggota wudhu dari hadas dan janabah.
Bersuci pakaian dan badan dari najis hakiki berdasarkan firman Allah Swt.
وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ
Artinya : Dan pakaianmu bersihkanlah. (QS. Al-Mudatsir : 4)
Ketika mensucikan pakaian diwajibkan maka mensucikan badan nilainya lebih utama.
Adapun bersuci dari hadas dan janabah sesuai dengan firman Allah Swt.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu. (QS. Al-Maidah : 6)
Dan sabda Nabi Saw.
لَا صَلَاةَ اِلَّا بِطَهُوْرٍ
Artinya : Tidak sah shalat kecuali dengan bersuci.
Dan sabda Nabi Saw.
مِفْتَاحُ الصَّلَاةِ الطَّهُوْرُ
Artinya : Kuncinya shalat adalah bersuci. HR. Ibnu Majah
Dan firman Allah Swt.
وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا ۚ
Artinya : Dan jika kamu junub maka mandilah. (QS. Al-Maidah : 6)
Dan sabda Nabi Saw.
تَحْتَ كُلِّ شَعْرةٍ جَنَابةً  اَلَا فَبُلُّوْا الشَّعْرَ وَ انْقُوْا الْبَشَرَةَ
Artinya : Di bawah setiap rambut terdapat jinabah, maka ingatlah, basahilah rambutmu dan bersikanlah kulitmu. HR. Abu Daud dan al-Tirmidzi.
Nas dalil-dalil di atas mengindikasikan bahwa bersuci hakiki adalah bersuci dari pakaian dan badan. Adapun bersuci hukmi menjadi syarat diperbolehkannya shalat."
Pemaparan di atas adalah hikmah bersuci yang dieksploitasi oleh syekh Al-Jurjani dalam kitab "Hikmah wa al-Tasyri' wa Falsafatuh". Beliau juga memberikan beberapa argumentasi rasional mengenai hikmah bersuci dalam ibadah. Kami akan membahasnya di halaman berikutnya. Semoga bermanfaat ...

Post a Comment for "Apa Hikmah Bersuci Saat Shalat? Ini Penjelasannya"