Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Apakah Maksud Syahid Akhirat?

Meninggal dalam kondisi syahid menjadi impian setiap umat Islam. Para syuhada(orang-orang yang meninggal syahid) telah dijanji oleh Allah Swt dengan balasan berupa surga tertinggi dan mendapatkan kedudukan mulia di sisi-Nya. Istilah syahid sendiri terbagi menjadi tiga macam yakni syahid di dunia-akhirat, syahid dunia, dan syahid akhirat. Para ulama mencontohkan syahid dunia-akhirat adalah mereka yang berperang melawan orang kafir untuk menegakkan agama, yang dengan gigih terus maju tanpa ada maksud melarikan liri, yang mereka harap agar kalimat Allah menjadi kalimat yang tinggi, sehingga mereka tidak mempunyai kepentingan-kepentingan duniawiyah. Sedangkan syahid dunia saja adalah orang yang terbunuh dalam peperangan dengan orang kafir namun tujuannya mengumpulkan harta rampasan, atau karena riya’, dianggap pahlawan, atau tujuan-tujuan duniawiyah lainnya. Dalam fikih, dua orang ini diperlakukan sama dalam cakupan syahid, cukup dikafani dan dimakamkan tanpa harus dimandikan, namun di akhirat tentu saja balasannya keduanya sangat berbeda. 

Sedangkan syahid akhirat adalah orang-orang yang mendapatkan pahala atau derajat khusus. Secara global mereka disebutkan dalam sebuah hadits:

الشَّهَادَةُ سَبْعٌ سِوَى الْقَتْلِ فِى سَبِيْلِ اللهِ : الْمَطْعُوْنُ شَهِيْدٌ، وَالْغَرْقُ شَهِيْدٌ ، وَصَاحِبُ ذَاتِ الْجَنْبِ شَهِيْدُ، وَالْمَبْطُوْنُ شَهِيْدٌ ، وَصَاحِبُ الْحَرِيْقِ شَهِيْدٌ ، وَالَّذِيْ يَمُوْتُ تَحْتَ الْهَدَمِ شَهِيْدٌ ، وَالْمَرْأَةُ تَمُوْتُ بِجُمْعِ شَهِيْدَةٌ

Artinya: Syahid itu ada tujuh-selain orang yang terbunuh perang dijalan Allah-, yaitu orang yang terkena tha’un syahid, orang yang tenggelam syahid, orang yang mengalami sakit lambung syahid, orang yang sakit perut syahid, orang yang terbakar syahid, orang yang meninggalkan di bawah reruntuhan syahid dan perempuan yang meninggal sebab melahirkan syahid. (HR. An-Nasai)

Dan juga terdapat hadits dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah Saw berkata: “Siapakah yang kalian anggap syahid di antara kalian?” Para sahabat berkata: “Ya Rasulullah, yakni orang yang meninggal karena menegakkan agama Allah maka dia syahid.” Nabi bersabda: “Jika demikian, sungguh umatku yang syahid pasti sedikit.” Sahabat berkata: “Lalu siapa saja mereka, ya Rasulullah?” Nabi bersabda: 

مَنْ قُتِلَ فِى سَبِيْلِ اللهِ فَهُوَ شَهِيْدٌ، وَمَنْ مَاتَ فِى سَبِيْلِ اللهِ فَهُوَ شَهِيْدٌ، وَمَنْ مَاتَ فِى الطَّاعُوْنِ فَهُوَ شَهِيْدٌ، وَمَنْ مَاتَ فِى الْبَطْنِ فَهُوَ شَهِيْدٌ، وَاْلغَرِيْقُ شَهِيْدٌ

“Yakni orang yang berperang dalam menegakkan agama Allah maka dia syahid, orang meninggal di jalan Allah maka dia syahid, orang yang meninggal sebab thaun maka dia syahid, orang yang meninggal sebab sakit perut maka dia syahid dan orang yang tenggelam adalah syahid.” HR. Muslim

Secara perinci syahid akhirat ada banyak sekali, imam suyuthi menghitungnya sampai tiga puluh macam, bahkan sebagian ulama memperincinya sampai tujuh puluh. Di antaranya sebagaimana disebutkan oleh Syekh Abu Bakar Syatho, yaitu orang yang meninggal karena keguguran meskipun hasil dari zina, orang yang meninggal tenggelam meskipun sedang bermaksiat, orang yang meninggal sebab kerobohan bangunan, orang yang terbakar, orang yang terasing, orang yang dibunuh secara dzalim, orang yang meninggal pada saat terjadinya thaun dengan syarat sabar ikhlas, orang yang meninggal dalam mencari ilmu, dan orang yang rindu atau cinta seseorang namun dia menahan nafsunya. 

Dalam kitab Tuhfatul habib dijelaskan bahwa, maksud syahid akhirat adalah orang tersebut mempunyai derajat yang lebih dari yang lain, tetapi secara dzahir tidak mencapai derajat syahid dalam peperangan. Kesimpulannya syahid itu ada tiga bagian: syahid dunia-akhirat yakni orang yang berperang untuk meluhurkan kalimat Allah, syahid dunia yakni orang yang berperang karena ingin mendapatkan harta rampasan dan syahid akhirat yang ada banyak, termasuk orang yang tenggelam meskipun dia bermaksiat dengan menaiki kapal di lautan, seperti orang yang menaiki perahu yang tidak bisa berjalan dalam lautan karena perahunya kecil atau berat. Maksiat sebab teledor dengan naik dalam kondisi seperti ini tidak menafikan hasil syahid akhirat. Dan tidak mencegah status syahid akhirat karena meminum arak selama meninggalnya bukan sebab minum arak. Namun, Imam Syibromalisi dalam Hasyiyahnya menjelaskan, menurut pendapat yang lebih aujah apabila meninggalnya termasuk maksiat seperti menggugurkan kandungan lalu meninggal atau menaiki perahu pada saat perahu-perahu lain tidak bisa berlayar lalu dia tenggelam maka tidak termasuk syahid karena hal tersebut termasuk maksiat dengan suatu sebab yang menetapkan maksiat dengan yang disebabkan. Apabila sebab tersebut bukan termasuk maksiat maka hasil syahid, meskipun bebarengan dengan maksiat, karena antara sebab dan musabbab tidak saling menetapkan. 

Dalam kitab al-Mausu’ah al-Fiqhiyah dijelaskan, dikecualikan orang yang terasing yang bermaksiat dengan terasingnya, dan orang yang tenggelam yang maksiat dengan menaiki kapalnya, seperti orang yang menaiki kapal pada kondisi yang secara umum tidak selamat atau menaiki untuk mendatangi maksiat, dan termasuk wanita yang meninggal sebab keguguran sebab zina. Wa Allahu A’lam.

Post a Comment for "Apakah Maksud Syahid Akhirat? "