Mengupas Kisah Pertemuan Musa dan Khidhir - Indonesia Bersujud
Kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir - Untuk cerita kisah
perjalanan nabi Musa dan nabi Khidir terdapat dalam kitab Syarh al Nawawi. Cerita dalam kitab
tersebut sudah sangat detail dan alur ceritanya mudah difaham.
Sebelumnya Imam Nawawi memberi sebuah komentar terkait orang
yang menyatakan bahwa Musa dalam cerita Alquran bukanlah Nabi Musanya Bani
Israil. Bercerita Amr bin Muhammad Naqid dan Ishaq bin Ibrahim al Khandzali dan
Ubaidillah Muhammad bin Abu Umar al Makiy, semuanya dari Ibnu Uyainah sedangkan
lafadznya dari Ibnu Abi Umar, bercerita kepadaku Sufyan bin Uyainah, dari Amr
bin Dinar, dari Sa'id bin Jubair, ia berkata, "Saya berkata kepada Ibnu
Abbas, sesungguhnya Nauf al-Bikali, menyangka bahwa Musa yang menemani Bani
Israil bukanlah Musa yang menemani Khidir as." Lalu ia berkata,
"Sungguh berdusta musuh Allah.”
Selanjutnya Ibnu Abbas menceritakan tentang kisah Nabi Musa
dan Nabi Khidir yang ia dengar dari Ubay bin Ka’ab. Ia berkata :
Aku mendengar Ubay bin Ka'ab berkata, "Aku mendengar
Rasulullah Saw. bersabda, "Musa as. berkhutbah kepada Bani Israil. Lalu ia
ditanya, “Siapakah orang yang paling pandai?” ia menjawab, "Akulah orang
yang paling pandai." Lalu Allah mencelanya Karena tidak mengembalikan
ilmunya kepada Alllah. Maka Allah memberi Wahyu kepadanya.
"Sesungguhnya ada seorang hamba yang berada di tempat
berkumpulnya dua laut. Dia lebih pandai dari pada dirimu." Musa berkata,
"Benarkah wahai Tuhanku? Bagaimana aku bisa bertemu dengannya?" Maka
dikatakan padanya, "Bawalah ikan dalam miktal(ranjang dari kurma:Qomus
Kerapyak al Ishri), ketika ikan itu hilang maka dia di sana."
Nabi Musa berangkat bersama seorang pemuda bernama Yusya' bin
Nun. Beliau membawa ranjang berisikan ikan. Mereka terus berjalan. Keduanya
melewati batu besar. Nabi Musa dan pemuda duduk di batu tersebut. Tiba-tiba
ikan di ranjang bergerak-gerak kuat. Ikan itu loncat dari ranjang, dan masuk ke
laut. Saat itu, Allah menghentikan aliran air. Air itu menjadi seperti
busur(melengkung). Ikan berenang melalui sebuah lubang. Musa dan pemuda
terheran.
Keduanya pergi menghabiskan sisa malamnya. Teman Nabi Musa
lupa memberi tahu Nabi Musa. Ketika pagi, Nabi Musa berkata,
ءَاتِنَا
غَدَآءَنَا لَقَدۡ لَقِينَا مِن سَفَرِنَا هَٰذَا نَصَبٗا
"Bawalah kemari makanan kita; sesungguhnya kita telah
merasa letih karena perjalanan kita ini." QS al-Kahf : 62
Mereka tidak merasakan lelah kecuali mereka sudah sampai pada
tempat yang diperintahkan.
قَالَ أَرَءَيۡتَ إِذۡ أَوَيۡنَآ إِلَى ٱلصَّخۡرَةِ فَإِنِّي
نَسِيتُ ٱلۡحُوتَ وَمَآ أَنسَىٰنِيهُ إِلَّا ٱلشَّيۡطَٰنُ أَنۡ أَذۡكُرَهُۥۚ وَٱتَّخَذَ
سَبِيلَهُۥ فِي ٱلۡبَحۡرِ عَجَبٗا
Pemuda menjawab: "Tahukah engkau tatkala kita mencari
tempat berlindung di batu tadi, maka sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang)
ikan itu dan tidak adalah yang melupakan aku untuk menceritakannya kecuali
syaitan dan ikan itu mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh
sekali." QS al-Kahf : 63
Nabi musa berkata,
ذَٰلِكَ
مَا كُنَّا نَبۡغِۚ فَٱرۡتَدَّا عَلَىٰٓ ءَاثَارِهِمَا قَصَصٗا
"Itulah (tempat) yang kita cari." Lalu keduanya
kembali, mengikuti jejak mereka semula. QS al-Kahf : 64
Mereka
berdua mengikuti jejaknya hingga sampai pada batu sebelumnya. Nabi melihat ada
laki-laki yang tertutup baju. Nabi musa mengucapkan salam padanya.
“Dari
manakah ucapan salam di bumimu ini?” tanya Nabi Khidir.
“Saya
musa.” Jawab nabi musa.
“Musanya
bani israil?”
“Iya.”
“Engkau
mendapat ilmu dari Allah. Dia mengajarimu ilmu yang tidak aku ketahui. Dan aku
juga mendapatkan ilmu. Dia juga telah mengajariku ilmu yang tidak engkau
ketahui.”
هَلۡ
أَتَّبِعُكَ عَلَىٰٓ أَن تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمۡتَ رُشۡدٗا
"Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku
ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?" QS
al-Kahf : 66
قَالَ
إِنَّكَ لَن تَسۡتَطِيعَ مَعِيَ صَبۡرٗا
"Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar
bersama aku." Jawab nabi khidir. QS
al-Kahf : 67
وَكَيۡفَ
تَصۡبِرُ عَلَىٰ مَا لَمۡ تُحِطۡ بِهِۦ خُبۡرٗا
"Dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu
belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?" QS al-Kahf : 68
قَالَ
سَتَجِدُنِيٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ صَابِرٗا وَلَآ أَعۡصِي لَكَ أَمۡرٗا
"Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang
sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusanpun." Kata Nabi
Musa. QS al-Kahf : 69
فَإِنِ
ٱتَّبَعۡتَنِي فَلَا تَسَۡٔلۡنِي عَن شَيۡءٍ حَتَّىٰٓ أُحۡدِثَ لَكَ مِنۡهُ
ذِكۡرٗا
"Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan
kepadaku tentang sesuatu apapun, sampai aku sendiri menerangkannya
kepadamu." Kata nabi khidir. QS al-Kahf : 70.
“Iya.” Jawab Nabi Musa.
***
Lalu Nabi Musa dan Nabi Khidir pergi menyisir tepian laut.
Tiba-tiba lewat sebuah kapal. keduanya meminta mereka agar memberi tumpangan.
Mereka mengenal Nabi Khidir. Mereka pun memberikan tumpangan tanpa meminta
imbalan.
Tiba-tiba Nabi Khidir mencari sebagian dipan kapal tersebut,
dan memecahnya. Nabi Musa pun berkata, “Mereka telah memberi tumpangan kita
tanpa meminta imbalan, namun bagaimana bisa engkau berniat melubangi kapal
mereka.
لِتُغۡرِقَ
أَهۡلَهَا لَقَدۡ جِئۡتَ شَيًۡٔا إِمۡرٗا
... akibatnya kamu menenggelamkan penumpangnya?"
Sesungguhnya kamu telah berbuat sesuatu kesalahan yang besar. QS al-Kahf : 71
قَالَ
أَلَمۡ أَقُلۡ إِنَّكَ لَن تَسۡتَطِيعَ مَعِيَ صَبۡرٗا
Dia (Khidir) berkata: "Bukankah aku telah berkata:
"Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersama dengan aku."
QS al-Kahf : 72
قَالَ
لَا تُؤَاخِذۡنِي بِمَا نَسِيتُ وَلَا تُرۡهِقۡنِي مِنۡ أَمۡرِي عُسۡرٗا
Musa berkata: "Janganlah kamu menghukum aku karena
kelupaanku dan janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam
urusanku." QS al-Kahf : 73
Kemudian keduanya keluar dari kapal tersebut. Mereka berjalan-jalan
di tepi laut. Disana mereka bertemu dengan bocah yang sedang bermain bersama
bocah-bocah lainnya. Tiba-tiba nabi khidir memegang kepalanya. Dia berniat
memutus lehernya. Hingga anak itu pun meninggal. Nabi musa berkata,
أَقَتَلۡتَ
نَفۡسٗا زَكِيَّةَۢ بِغَيۡرِ نَفۡسٍ لَّقَدۡ جِئۡتَ شَيۡٔٗا نُّكۡرٗا
"Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih, bukan karena
dia membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan suatu yang
mungkar." QS al-Kahf : 74
قَالَ
أَلَمۡ أَقُل لَّكَ إِنَّكَ لَن تَسۡتَطِيعَ مَعِيَ صَبۡرٗا
Nabi Khidir berkata: "Bukankah sudah kukatakan kepadamu,
bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat sabar bersamaku?" QS al-Kahf : 75
Ucapan ini lebih berat ingkarnya dari pada yang kedua.
قَالَ
إِن سَأَلۡتُكَ عَن شَيۡءِۢ بَعۡدَهَا فَلَا تُصَٰحِبۡنِيۖ قَدۡ بَلَغۡتَ مِن
لَّدُنِّي عُذۡرٗا
Musa berkata: "Jika aku bertanya kepadamu tentang
sesuatu sesudah (kali) ini, maka janganlah kamu memperbolehkan aku menyertaimu,
sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur padaku." QS al-Kahf : 76
فَٱنطَلَقَا
حَتَّىٰٓ إِذَآ أَتَيَآ أَهۡلَ قَرۡيَةٍ ٱسۡتَطۡعَمَآ أَهۡلَهَا فَأَبَوۡاْ أَن
يُضَيِّفُوهُمَا فَوَجَدَا فِيهَا جِدَارٗا يُرِيدُ أَن يَنقَضَّ فَأَقَامَهُۥۖ
Maka keduanya berjalan; hingga tatkala keduanya sampai kepada
penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu penduduk negeri itu, tetapi penduduk
negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri
itu dinding rumah yang hampir roboh, maka Khidir menegakkan dinding itu. QS
al-Kahf : 69
Nabi musa berkata, “Kaum yang kita datangi sama sekali tidak
mau menjamu dan memberi makanan kepada kita,
لَوۡ
شِئۡتَ لَتَّخَذۡتَ عَلَيۡهِ أَجۡرٗا
"Jikalau kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk
itu." QS al-Kahf : 77
قَالَ
هَٰذَا فِرَاقُ بَيۡنِي وَبَيۡنِكَۚ سَأُنَبِّئُكَ بِتَأۡوِيلِ مَا لَمۡ تَسۡتَطِع
عَّلَيۡهِ صَبۡرًا
Nabi Khidir berkata: "Inilah perpisahan antara aku
dengan kamu; kelak akan kuberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang
kamu tidak dapat sabar terhadapnya." QS al-Kahf : 78
baca juga : Pertanyaan Musa as. kepada Allah Swt.
***
Rasulullah saw bersabda : Allah telah mengasihi musa. Dia
adalah seorang sabar sehingga kembali cerita mereka berdua dikisahkan kepada
kita.
Rasulullah saw. Juga bersabda : kejadian yang pertama kali di
alami musa adalah disebabkan lupa. Lanjut Rasulullah saw, “pada saat itu ada
seekor burung hinggap di ujung kapal. Kemudian burung tersebut mematuk, meminum
air laut. Nabi khidir berkata kepada nabi musa, “ilmuku dan ilmumu tidaklah
kurang dari air yang diambil atau diminum burung ini dari laut.
Demikian adalah kisah yang terdapat dalam syarh al nawawi juz
8 hal 115. Kemudian mimin akan memberi tambahan kisah Nabi Musa dengan Nabi
Khidir, yang sudah terdapat dalam Alquran.
أَمَّا
ٱلسَّفِينَةُ فَكَانَتۡ لِمَسَٰكِينَ يَعۡمَلُونَ فِي ٱلۡبَحۡرِ فَأَرَدتُّ أَنۡ
أَعِيبَهَا وَكَانَ وَرَآءَهُم مَّلِكٌ يَأۡخُذُ كُلَّ سَفِينَةٍ غَصۡبٗا
"Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin
yang bekerja di laut, dan aku bertujuan merusakkan bahtera itu, karena di
hadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap bahtera." QS
al-Kahf : 79
وَأَمَّا
ٱلۡغُلَٰمُ فَكَانَ أَبَوَاهُ مُؤۡمِنَيۡنِ فَخَشِينَآ أَن يُرۡهِقَهُمَا
طُغۡيَٰنٗا وَكُفۡرٗا
"Dan adapun anak muda itu, maka keduanya adalah
orang-orang mukmin, dan kami khawatir bahwa dia akan mendorong kedua orang
tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran." QS al-Kahf : 80
فَأَرَدۡنَآ أَن يُبۡدِلَهُمَا رَبُّهُمَا خَيۡرٗا مِّنۡهُ زَكَوٰةٗ
وَأَقۡرَبَ رُحۡمٗا
"Dan kami menghendaki, supaya Tuhan mereka mengganti
bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya dari anaknya itu dan
lebih dalam kasih sayangnya (kepada ibu bapaknya)." QS al-Kahf : 81
وَأَمَّا
ٱلۡجِدَارُ فَكَانَ لِغُلَٰمَيۡنِ يَتِيمَيۡنِ فِي ٱلۡمَدِينَةِ وَكَانَ تَحۡتَهُۥ
كَنزٌ لَّهُمَا وَكَانَ أَبُوهُمَا صَٰلِحٗا فَأَرَادَ رَبُّكَ أَن يَبۡلُغَآ
أَشُدَّهُمَا وَيَسۡتَخۡرِجَا كَنزَهُمَا رَحۡمَةٗ مِّن رَّبِّكَۚ وَمَا
فَعَلۡتُهُۥ عَنۡ أَمۡرِيۚ ذَٰلِكَ تَأۡوِيلُ مَا لَمۡ تَسۡطِع عَّلَيۡهِ صَبۡرٗا
Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di
kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang
ayahnya adalah seorang yang saleh, maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka
sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat
dari Tuhanmu; dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri.
Demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar
terhadapnya." QS al-Kahf : 82
Referensi : Syarh al-Nawawi juz 8
hal 115
Post a Comment for "Mengupas Kisah Pertemuan Musa dan Khidhir - Indonesia Bersujud"
Silahkan berikan komentar dengan baik dan sopan