Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cara Mencintai Rasul yang Paling Utama - Khutbah Jumat

 

الخطبة الاولى

اَلْحَمْدُ لِلهِ الْمَلِكِ الْحَقِّ الْمُبِيْنِ، الَّذِيْ أَبَانَ لِعِبَادِهِ مِنْ آيَاتِهِ مَا بِهِ عِبْرَةٌ لِلْمُعْتَبِرِيْنَ وَهِدَايَةٌ لِلْمُهْتَدِيْنَ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ إِلٰهُ الْأَوَّلِيْنَ وَالْآخِرِيْنَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا .

أَمَّا بَعْدُ : فَيَا أَيُّهَا النَاسُ، ِاتَّقُوا اللهَ تَعَالَى حَقَّ تُقَاتِهِ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ أَعْظَمَ مِنَّةٍ وَأَكْبَرَ نِعْمَةٍ مِنَ اللهِ عَلَى عِبَادِهِ أَنْ بَعَثَ فِيْهِمُ الرُسُلَ مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ، وَأَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتَابَ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيْمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ. قَالَ تَعَالَى فِى كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ : يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ. وَقَالَ النَّبِيُ الْحَلِيْمُ : تَرَكْتُ فِيْكُمْ مَا إِنْ تَمَسَّكْتُمْ بِهِ لَنْ تَضِلُّوْا أَبَدًا كِتَابَ اللهِ وَسُنَّتِيْ

Jamaah shalat jumat yang berbahagia

Pada kesempatan kali ini kami berwasiat kepada diri pribadi dan jamaah sekalian agar senantiasa meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT dengan sebenar-benarnya taqwa. Yakni dengan selalu berusaha melakukan perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya. Baik larangan yang membahayakan atau merugikan seperti mencuri, berjudi, membunuh, dan mencaci orang lain, atau larangan yang secara dzahir tidak membahayakan seperti meminum arak, berhubungan dengan lain jenis dan lain sebagainya. Aturan semua perintah dan larangan tersebut telah tercantumkan dalam Al Quran dan hadits. Oleh karenanya, melalui mimbar ini kami mengajak mari semangat belajar nilai-nilai Al-Qur’an dan Hadits kepada para kiai dan asatidz agar tidak terjatuh dalam larangan atau kita tidak merasa berat saat menjalankan perintah-perintah Allah. Terlebih sampai kita mempunyai pemahaman bahwa apa yang terkadung dalam al-Quran hanyalah memberatkan atau mencelakan sebagaimana prasangka orang-orang musyrik terdahulu. Na’udzu billahi min dzalik

Diceritakan, dulu orang-orang musyrik berkata kepada nabi Muhammad SAW: “Tidaklah Al Quran diturunkan kepada Muhammad kecuali agar dia celaka”. Lalu Allah menurunkan ayat :

مَآ أَنَزَلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لِتَشْقَىَ ۞ إِلاّ تَذْكِرَةً لّمَن يَخْشَىَ

Artinya: Kami tidak menurunkan Al-Qur’an ini kepadamu agar kamu susah atau celaka ۞ akan tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut kepada Allah. (QS. Thaha: 2-3)

Al Quran tidak menjadikan kita celaka melainkan justru menjadi rahmat, cahaya dan petunjuk menuju surga. Dalam ayat lain, Allah SWT berfirman:

وَمَا كُنْتَ تَرْجُو أَنْ يُلْقَى إِلَيْكَ الْكِتَابُ إِلاَّ رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ

Artinya: Dan kamu tidak pernah mengharap agar Al Quran diturunkan kepadamu, tetapi diturunkannya sebagai rahmat yang besar dari Tuhanmu. (QS. Al-Qasas: 86)

Jamaah shalat jumat yang berbahagia

Tidak terasa kita telah memasuki bulan yang istimewa di hati umat islam, yakni bulan di mana 14 abad yang lalu lahir nabi Muhammad, manusia termulia yang dicintai seluruh umat. Bulan ini tidak kita jumpai di daftar asyhurul hurum(bulan-bulan mulia) namun kita harusnya sangat bergembira akan kedatangannya. Jika Makkah menjadi kota mulia karena lahir baginda nabi Muhammad, jika Madinah menjadi kota utama karena disemayamkan jasad beliau, maka Rabiul Awal harusnya menjadi bulan kebahagiaan umat islam karena pada saat itu lahir sang Rasul pengantar rahmat Allah untuk semesta alam.

وَمَا اَرْسَلْنَاكَ اِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ

Artinya: Dan tidaklah Kami mengutus kamu(Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam. (QS. Al-Anbiya: 107)

Nabi diutus menjadi menjadi sebab manusia mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat dan awal mula teraturnya kemaslahatan umat. Bahkan sebagian  ulama mengatakan bahwa diutusnya nabi juga menjadi rahmat bagi orang-orang non muslim saat di dunia, karena sebab diutusnya nabi siksaan mereka ditunda, wujudnya tidak dirubah menjadi kera seperti umat sebelumnya, dan tidak sampai di tumpas dan ditenggelamkan.

Jamaah shalat jumat yang berbahagia

Di bulan Rabiul Awal atau yang kita sebut sebagai bulad Maulid, mari kita berusaha menumbuh kembangkan rasa cinta kita kepada baginda nabi Muhammad. Rasa cinta tersebut bisa kita wujudkan dengan cara memperbanyak membaca shalawat atau membaca sejarah kehidupan nabi Muhammad dengan mengikuti pengajian atau majlis ilmu yang membahas tentang sirah nabawiyah. Namun mencontoh akhlak dan menjaga warisan beliau merupakan wujud rasa cinta sesungguhnya. 

Jamaah shalat jumat yang berbahagia

Nabi Muhammad merupakan nabi yang mempunyai sifat-sifat manusia yang paling sempurna. Penduduk Mekkah dan Madinah sangat menyukai akhlak baginda nabi Muhammad, hanya saja sebagian dari mereka tidak beriman karena fanatik kepada agama nenek moyangnya.  Sayidah Aisyah ditanya tentang akhlak nabi Muhammad SAW, maka beliau berkata:

كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْاٰنَ

Artinya: Akhlak beliau adalah Al Quran.

Yakni akhlak nabi merupakan akhlak yang baik dan mulia yang bisa diakui oleh setiap orang yang berakal. Sebelum turun wahyu, Muhammad SAW sudah dikenal oleh para petinggi quraisy sebagai anak yang amanah, jujur, menetapi janji dan terjaga dari perbuatan-perbuatan yang merendahkan diri, sehingga beliau dijuluki Al-Amin atau As-Shadiqul Amin (orang yang sangat amanah). Akhak-akhak tersebut semakin indah setelah diturunkan wahyu kepadanya. Beliau dikenal sebagai pribadi yang pemurah, dermawan, bijaksana, sabar, bersyukur, pemaaf, adil, tidak melakukan keharaman, tawadhu dan pemberani.

Jamaah, mari kita berusaha melakukan akhlak-akhlak baginda nabi Muhammad SAW dalam kehidupan sehari-hari, menebarkan kepada setiap orang yang kita jumpai dan mengajarkannya kepada putra-putri kita, sehingga kita bisa terus mewujudkan misi nabi Muhammad, yakni menyempurnakan akhlak mulia yang sudah beliau lakukan 14 abad yang lalu. Nabi Muhammad SAW bersabda:

اِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ لِمَكَارِمِ الْاَخْلَاقِ

Artinya: Sesungguh aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak-akhlak mulia.

Jamaah shalat jumat yang berbahagia

Dan di antara wujud cinta kita kepada nabi Muhammad SAW yang paling utama adalah dengan menjaga warisan beliau, yakni menjaga ilmu. Para nabi terutama nabi Muhammad tidak mewariskan harta-benda melainkan mewariskan ilmu, sebagaimana disebutkan dalam hadits marfu’ yang diriwayatkan oleh Imam Ad-Dailami dari Ummu Hani’:

اَلْعِلْمُ مِيْرَاثِيْ وَمِيْرَاثُ الْأَنْبِيَاءِ قَبْلِيْ

Artinya: Ilmu adalah warisanku dan warisan para nabi setelahku

Dalam riwayat lain terdapat tambahan

فَمَنْ كَانَ يَرِثُنِيْ فَهُوَ مَعيِى فِى الْجَنَّةِ

Artinya: Maka barang siapa yang mendapatkan warisanku maka dia bersamaku di surga.

Oleh karena nabi memberitakan bahwa pewaris para nabi yang sebenarnya adalah mereka yang menjaga ilmu-ilmu yang para nabi ajarkan, dan ilmu tersebut diamalkan dan disebarkan.

وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ إِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوْا دِيْنَارًا وَلَا دِرْهَمًا إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ

Artinya: Dan sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi. Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Mereka hanya mewariskan ilmu. Maka, barang siapa mengambilnya maka dia mengambil bagian yang sempurna.

Jamaah shalat jumat yang berbahagia

Karena ilmu menjadi warisan mulia nabi Muhammad SAW maka orang-orang yang menuntut ilmu: para santri, para murid, para jamaah majlis ilmu mendapatkan kemuliaan yang sempurna. Di antaranya, Para malaikat meletakkkan sayap-sayapnya untuk pencari ilmu, artinya para malaikat khusyu’, hormat dan mengagungkan mereka, atau bisa diartikan malaikat mengepakkan sayapnya turun menaungi para penuntut ilmu, atau bahkan malaikat melebarkan sayapnya untuk dijadikan alas kaki para penuntu ilmu sehingga penuntut ilmu diberi pertolongan dan kemudahan dalam mencari ilmu. 

Keutamaan ilmu yang lainnya, orang yang mencari ilmu oleh Allah dimudahkan jalannya menuju surga.

وَمَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ

Artinya: Barang siapa yang menapaki jalan yang tujuannya mencari ilmu maka Allah mudahkan sebabnya jalan menuju surga.

Jamaah shalat jumat yang berbahagia

Sebagian ulama mengatakan bahwa warisan nabi berupa ilmu bisa diperoleh siapa saja yang berusaha untuk mendapatkannya, tidak sebagaimana warisan harta yang hanya berpindah tangan dan diterima secara langsung ahli waris. Warisan ilmu tidak hanya untuk penduduk arab namun juga diperuntukan penduduk ajam, tidak hanya untuk para sayyid atau habib tapi juga untuk orang umum, tidak hanya untuk anak kiai tapi juga untuk anak petani. Semuanya berhak mendapat warisan ilmu asalnya mereka mau berusaha. Semoga kita termasuk orang yang dimudahkan oleh Allah menjaga warisan nabi dan berakhlak sebagaimana akhlak Nabi SAW. Semuanya akan mudah bagi siapa saja dimudahkan oleh Allah Swt.  

اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ، وَمَا اَرْسَلْنَاكَ اِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 

Post a Comment for "Cara Mencintai Rasul yang Paling Utama - Khutbah Jumat"