Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Abu Muhammad Habib al-Farisi : Wali yang Doanya Mustajab


Memiliki istri yang berpekerti buruk  menjadi ujian berat bagi seorang suami. Istri yang buruk boleh jadi mempengaruhi prinsip dari suami, baik dalam bidang dakwah maupun usaha. Konsentrasi ambyar karena amukan istri selalu terbayang-bayang. Menuntut begini, menuntut begitu. Mencela ini, mencela itu.

Namun, syariat memerintahkan akan menyikapi perilaku istri dengan sabar. Steikul. Suami harus terus  berusaha menggaulinya dengan makruf. Karena terkadang perangai buruk istri menjadi salah satu cara Allah mengangkat derajat seorang suami.

Salah satu suami yang dengan hebat bisa menghadapi keburukan istri adalah Abu Muhammad Habib al-Farisi. Kisah beliau termaktub dalam kitab Karamat al-Auliya halaman 17-18 :

Imam Yafi'i berkata : Abu Muhammad Habib al-Farisi memiliki istri yang berpekerti buruk, suka menuntut. Pada suatu hari istrinya berkata, "Apabila Allah tidak membukakan rizki kepadamu, maka carilah pekerjaan. Jadilah buruh bagi orang yang bisa memberimu uang."

Bukannya bekerja, Abu Muhammad malah berangkat menuju tempat luas nan sepi. Di sana, ia shalat sampai waktu shalat Isya menjemput. Setelah itu, ia pulang ke rumah dengan membawa perasaan malu akan ocehan istrinya. Hatinya terbayang-bayang sifat buruk sang istri yang akan melabraknya.

"Mana gajimu."

"Majikanku adalah orang yang sangat mulia. Aku malu bila langsung nagih gajiku."

Beberapa hari al-Farisi shalat di tanah lapang yang sepi sampai petang. Setiap hari sang istri menagih gaji darinya. Setiap hari pula al-Farisi mengeles dengan alasan yang sama. Lama-lama istrinya naik pitam. Dia menyuruh agar suaminya menagih gaji dari bosnya, "Mintalah gajimu sekarang, atau bekerjalah pada majikan lain."

Terpaksa, Abu Muhammad berjanji pada istrinya akan meminta gaji dari bos besarnya. Dia pun berangkat ke tempat biasanya.

Saat malam datang, Abu Muhammad pulang dengan perasaan cemas. Sesampai di rumah, tiba-tiba dia melihat hidangan mewah sudah siap disantap, dan di depannya sang istri senyam-senyum sumringah.

"Bosmu telah mengirimkan karyawannya kepada kita. Dia titip pesan untukmu, katakan kepada Habib bahwa dia telah bekerja dengan sungguh-sungguh. Katakan padanya bahwa aku tidak pernah mengakhirkan upahnya, bukan karena pelit atau belum ada. Aku berharap dia fokus dan tetap tenang dengan pekerjaannya."

Setelah menyampaikan pesannya, sang istri menunjukkan beberapa kantong yang penuh dengan uang Dinar. Habib menangis, "Inilah gaji yang diberikan oleh majikan yang memiliki seluruh harta karun yang ada di langit dan bumi."

Mendengar jawaban Habib, sang istri bertaubat kepada Allah Swt. Dia berjanji tidak akan nuntut-nuntut suaminya lagi.

Post a Comment for "Abu Muhammad Habib al-Farisi : Wali yang Doanya Mustajab"