Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Perdebatan Imam Ghazali dan Nabi Musa as - Indonesia Bersujud

Perdebatan Imam Ghazali dan Nabi Musa as -Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari bahwa Rasulullah Saw bersabda : "Barangsiapa yang melihatku dalam mimpi, maka sungguh ia melihatku karena setan tidak bisa menyerupaiku”.

Sufi agung Imam Al-Syadzili, Pilar tarekat Syadziliyyah bermimpi dan menceritakannya kepada Imam Subki. Dalam mimpinya, ia melihat Rasulullah Saw duduk di tempat yang sangat tinggi dikelilingi para Nabi dan Rasul, para sahabat, para siddiqin (orang-orang bersungguh-sungguh), orang-orang salih, orang-orang yang  mati syahid dan orang-orang yang menjadi imam besar. Di dalam majelis itu, Nabi Musa as bertanya kepada Baginda nabi,

“Ya Rasululloh, Apakah maksud Hadist "Para dari kalangaj umatku seperti para nabi Bani Israel, coba, wahai Muhammad, salah satu umatmu pertemukan denganku, aku ingin melihat yang engkau bilang ulama umatmu bagaikan Nabi Bani Israil?”

Rasulullah pun memanggil Imam Ghazali dan memperkenalkannya kepada Nabi Musa as, 

“Ini adalah salah satu ulama di masa kami yang bagaikan para nabi di masa kalian, ” kata beliau.

"Wahai Muhammad, izinkan aku menguji umatmu ini yang kau katakan ulama seperti Nabi".

“Silahkan!”

Kemudian Nabi Musa as bertanya kepada Imam Al-Ghazali, "Siapakah namamu?”.

Imam Ghazali menjawab, “Namaku ialah Muhammad bin Muhammad bin Muhammad al-Hamid al-Ghazali, atau lebih populer dengan Imam Ghazali al-Thusi".

Nabi Musa berkata : “Ditanya nama malah menyebut gelar, aku tidak tanya nama kakekmu, bapakmu, gelarmu, yang kutanyakan namamu siapa? bukan nama bapakmu, kakekmu, gelarmu, kenapa kamu jawab seperti itu? Beginikah salah salah umatmu ini, ya Muhammad?”.

Imam al-Ghazali menunduk, lantas meminta izin dari Rasulullah untuk menjawab persoalan dari Nabi Musa, Kalimullah.

Selepas mendapat izin Imam al-Ghazali  menjawab : “Bukankah Allah telah bertanya kepadamu : “Dan apa (bendanya) yang di tangan kananmu itu wahai Musa? Sedangkan Musa menjawab: "Ini ialah tongkatku; aku berpegang atasnya semasa berjalan, dan aku memukul dengannya daun-daun kayu supaya gugur kepada kambing-kambingku dan ada lagi lain-lain keperluanku pada tongkat itu." (Qs. Toha : 17-18) ”

Nabi Musa lantas berkata “Tuhan itu adalah Kekasih kita, karenanya aku mengambil peluang itu untuk bercakap panjang lebar dengan-Nya lantaran rasa senang, nikmat dan lezat dapat bercakap-Nya."

Imam Ghazali juga berkata : “Begitulah aku, kamu juga adalah kekasihku, karenanya aku juga mengambil kesempatan untuk bercakap panjang lebar denganmu”. 

Rasulullah berkata: “Wahai Musa, apakah ada ulama di masa kamu bagaikan nabi di masa kami?”

Nabi Musa menjawab: “Tidak ada, ya Rasulullah.”

Kisah pertemuan nabi Musa dan imam Ghazali ini termuat dalam Kitab Risalah al-Jam'iyah karya Al-Habib Ahmad bin Zain al-Habsyi.

Post a Comment for "Perdebatan Imam Ghazali dan Nabi Musa as - Indonesia Bersujud"