Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Awal Mula Munculnya Aliran Sesat di Jawa - Risalah Ahlissunnah wal Jamaah (2)

Umat Islam yang berdomisili di pelataran Jawa zaman dahulu sepakat dalam berpandangan dan bermadzhab, serta bersatu dalam pengambilan dasar agama dan pedomannya. Dalam bidang fiqih mereka mengambil dari madzhab Muhammad bin Idris, dalam ushul mengikuti madzhab Imam Abu Hasan al-Asy'ari, dalam bidang tasawuf mengikuti madzhab Imam Ghazali dan Abu Hasan al-Syadzily- radiyaallahu anhum ajma'in.

Kemudian pada tahun 1330 H muncul berbagai macam kelompok baru. Pandangan mereka saling bertolak belakang, ucapankanlah saling menjatuhkan dan pemukanya saling mencari simpati. Di antaranya :

1.  Salafiyyun. 

Mereka adalah kelompok yang konservatif, melestarikan hal yang telah dipertahankan pendahulu mereka, yakni bermazhab dengan madzhab tertentu, berpegangan dengan kitab mu'tabarah yang sudah populer, mencintai ahlu bait, para wali dan orang-orang shalih, ber-tabarruk dengan mereka baik yang masih hidup maupun sudah wafat, ziarah kubur, mentalqin dan bersedekah untuk mayit, meyakini adanya syafaat, adanya manfaat doa dan tawassul dan lain sebagainya.

2. Pengikut Muhammad Abduh(Muhammad Abduh dilahirkan pada tahun 1849 M (1265 H) di Mahallah Nasr, suatu perkampungan agraris termasuk Mesir Hilir di Propinsi Gharbiyyah) dan Rasyid Ridha(Nama lengkap Muhammad Rasyid Rida adalah al-Sayyid Muhammad Rasyid Rida ibn Ali Rida ibn Muhammad Syamsuddin ibn al-Sayyid Baharuddin ibn al-Sayyid Munla Ali Khalifah al-Baghdadi,beliau dilahirkan di Qalmun, suatu kampung sekitar 4 Km dari Tripoli, Libanon, pada bulan Jumadil ‘Ula 1282 H (1864 M). Dia adalah pengusung Islam modern yang terpengaruh oleh Muhammad Abduh.)

Mereka mengambil perbuatan bid’ah Muhammad bin Abdul Wahab Al-Mahdi, Ahmad bin Taimiyah dan dua muridnya, Ibnu Qayyim dan Ibnu Abdul Hadi. Mereka mengharamkan perkara yang sudah disepakati ulama Islam akan kesunahannya, seperti mengadakan rombongan untuk berziarah ke makam Rasulullah Saw. dan hal lain yang sudah disepakati ulama Islam.

Ibnu Taimiyah dalam kitab fatawinya berkata, "Ketika seseorang pergi dengan keyakinan bahwa berziarah ke makam Rasulullah Saw. termasuk bentuk taat maka hal itu termasuk perkara haram menurut konsensus ulama Islam. Inovasi  ini termasuk  perkara yang harus dihentikan."
Al-allamah Syekh Muhammad Bakhit al-Hanafi al-Muthi'i dalam risalahnya "Tathir al-Fuad min Danas al-I'tiqod" berkata, "Sekte seperti ini menjadi cobaan besar bagi umat Islam, baik salaf maupun khalaf. Mereka hanyalah penyakit yang menghancurkan umat Islam, bak anggota tubuh yang harus diamputasi agar tidak menular kepada anggota tubuh lainnya, serupa orang yang terkena leprah yang harus dijauhi, karena mereka telah memanipulasi norma agama. Mereka telah mencela para ulama baik salaf maupun Khalaf. Mereka berkata, "Para ulama bukanlah orang-orang yang maksum(terjaga dari dosa) maka tidak sepatutnya diikuti, tidak ada bedanya antara yang masih hidup dengan yang sudah wafat." Mereka menghardik ulama, menvonis adanya hal-hal subhat, dan menanamkan asumsi tersebut pada orang-orang lemah karena pandangan mereka buta akan aib yang disebarkan. Tujuan vonis tersebut adalah agar timbul permusuhan dan kebencian yang memanas. Mereka membuat keonaran di bumi. Mereka berdusta kepada Allah padahal mereka mengetahui. Mereka mempunyai asumsi telah melakukan amar makruf nahi mungkar, menipu masyarakat agar mengikuti sunah dan menjauhi bidah. Namun, Allah tahu kebohongan mereka.

Saya(KH. Hasyim Asy'ari) berkata, "Mungkin lebih tepatnya mereka adalah pelaku bidah dan penurut hawa nafsu." Qodhi Iyadh dalam kitab "Al-Syifa" berkata, "Sebagian besar kerusakan yang mereka perbuat adalah dalam urusan agama. Terkadang mereka masuk pada urusan dunia dengan cara menimbulkan permusuhan antara umat Islam, yakni permusuhan yang bisa merusak dunia mereka." Al-syekh al-allamah Mula Ali al-Qori' dalam syarahnya berkata, "Sungguh Allah telah mengharamkan khamr dan judi karena adanya illat di atas, sebagaimana firman Allah Swt. :
إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ 
Artinya : Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu. (QS. Al-Maidah : 91)

3. Rafidhah

 Mereka mencela Sayidina Abu Bakar ra. dan Sayidina Umar ra. dan tidak suka terhadap para sahabat ra. Mereka hanya memprioritaskan rasa cinta kepada Sayidina Ali ra. dan ahli baitnya ra.

Sayid Muhammad dalam Syarh al-Qamus berkata, "Sebagian mereka sampai pada tingkat kekufuran dan zindiq, semoga Allah melindungi kita dan seluruh umat Islam dari dua sifat ini." Qadhi 'Iyadh dalam kitab Al-Syifa menuturkan :

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مُغَفَّلٍ رَضِیَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلی الله عليه وسلم : اللهَ اللهَ فِی أَصْحَابِيْ لاَ تَتَّخِذُوْهُمْ غَرَضًا بَعْدِيْ, فَمَنْ اَحَبَّهُمْ فَبِحُبِّهِمْ أُحِبُّهُمْ وَمَنْ أَبْغَضَهُمْ فَبِبُغْضِهِمْ أُبْغِضُهُمْ, وَمَنْ أَاذَاهُمْ فَقَدْ أَاذَانِيْ وَمَنْ أَاذَانِيْ فَقَدْ أَاذَی اللهَ وَمَنْ أَاذَی اللهَ يُوْشِكُ اَنْ يَأْخُذَهُ
Artinya : Abdullah bin Mughafal ra. berkata : “Rasulullah saw. bersabda : “Takutlah kepada Allah, takutlah kepada Allah terhadap sahabat-sahabatku. Janganlah kamu menjadikan mereka sebagai sasaran caci-maki sesudah aku meninggal. Barang siapa mencintai mereka, maka sebab cinta itu aku mencintainya. Barang siapa membenci mereka, maka sebab rasa benci itu, maka aku membencinya. Barang siapa menyakiti mereka berarti dia telah menyakitiku, dan barangsiapa menyakitiku berarti dia telah menyakiti Allah. Barang siapa telah menyakiti Allah maka dikhawatirkan Allah akan menghukum dirinya. HR. Tirmidzi

Rasulullah Saw. bersabda :

لاَ تَسُبُّوْا أَصْحَابِيْ, فَمَنْ سَبَّهُمْ فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللهِ وَالْمَلاَئِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ لاَ يَقْبَلُ اللهُ مِنْهُ صِرْفًا وَلاَ عَدْلاً
Artinya :  Janganlah kamu mencela para sahabatku, barang siapa yang mencela mereka maka atasnya laknat dari Allah, para malaikat dan seluruh manusia. Allah Ta’ala tidak akan menerima amal darinya pada hari kiamat, baik yang wajib maupun yang sunnah. HR. Abu Nu’aim, Al-Thabrani dan Al-Hakim

Rasulullah Saw. bersabda :
لاَ تَسُبُّوْا أَصْحَابِيْ فَإِنَّهُ يَجِيْءُ قَوْمٌ فِی أاخِرِ الزَّمَانِ يَسُبُّوْنَ أَصْحَابِيْ فَلاَ تُصَلُّوْنَ عَلَيْهِمْ وَلاَ تُصَلُّوْا مَعَهُمْ وَلاَ تَنَاحَكُوْهُمْ وَلاَ تُجَالِسُوْهُمْ وَاِنْ مَرَضُوْا فَلاَ تَعُوْدُوْهُمْ 
Artinya : Janganlah kalian mencela sahabatku, karena akan datang suatu kaum di akhir zaman yang mencela sahabatku. Maka, janganlah menshalati mereka, shalat bersama mereka, menikahkan dan duduk bersama mereka. Ketika mereka sakit maka janganlah menjenguknya. HR.Al-Thabrani

Dari Nabi Saw.

مَنْ سَبَّ أَصْحَابِيْ فَاضْرِبُوْهُ
Artinya : Barang siapa yang mencela sahabatku, maka pukulah dia.
Nabi Saw. telah memberitahu bahwa mencela sahabat, menyakiti mereka dan menyakiti Nabi Saw. hukumnya haram. Beliau bersabda : "Jangan menyakitiku dalam sahabatku. Barang siapa menyakiti  mereka maka dia telah menyakitiku." Beliau juga bersabda, "Janganlah kalian menyakitiku dalam Aisyah." Beliau berkata mengenai Fatimah ra., "Dia adalah darah dagingku, maka menyakitiku apa yang menyakiti dirinya."

4. Abahiyun

Golongan ini berkata, "Sesungguhnya ketika seorang hamba telah sampai pada puncak rasa cinta, hatinya bersih dari kelalaian, lebih memprioritaskan iman dari pada kekufuran, maka telah gugur atasnya sebuah perintah dan larangan. Allah tidak akan memasukannya ke neraka sebab melakukan dosa besar."

Sebagian mereka berkata, "Sesungguhnya telah gugur darinya ibadah lahir. Ibadahnya adalah dengan berfikir dan memperbaiki akhlak batin."

Sayid Muhammad dalam Syarh al-Ihya berkata, "Ini adalah kufur, zindiq dan sesat. Sekte Abahiyun telah ada sejak dahulu. Mereka hanya orang bodoh yang sesat, tidak memiliki dasar akan ilmu syariat sebagaimana umumnya."

5. Golongan yang mengatakan adanya reinkarnasi dan selalu berpindahnya arwah dari satu badan ke badan orang lain atau jenis yang lain. 

Mereka menganggap bahwa siksaan dan nikmat sesuai bersih dan kotornya jasad. Syihab al-Khafaji dalam mensyarahi kitab Syifa berkata, "Ahlussyar'i menyatakan kafir mereka karena mendustakan Allah, rasul dan kitab-Nya."

6. Golongan yang mengatakan adanya hulul(Allah bertempat dalam sesuatu) dan Ittihad(Allah menyatu dengan hamba)


Golongan ini hanyalah Ahlu sufi yang bodoh. Mereka berkata, "Sesungguhnya Allah Swt. adalah yang wujud secara mutlak. Selain Allah, sama sekali tidak ada yang bersifat wujud. Sehingga, ketika dari mereka berkata, "Manusia itu maujud." maka esensinya bahwa ucapan tersebut ber-taalluq dengan wujud mutlak Allah Swt.

Al-allamah Amir dalam Hasyiyah Abdussalam berkata, "Mereka jelas kufur. Tidak ada faham hulul dan ittihad. Apabila ada pembesar wali yang menyatakan adanya wahdat al-wujud(bersatunya wujud Allah dan makhluk)-sebagaimana yang sekte ini nyatakan-, seperti sebagian wali mengatakan, "Tidak ada sesuatu di dalam jubah ini kecuali Allah." maka yang dikehendakinya bahwa, tidak bisa wujud sesuatu di jubah ini-bahkan segala sesuatu- kecuali dengan kehendak Allah."

Abdul Wahab al-Syarani berkata dalam kitab Lawaqih al-Anwar, "Termasuk sempurnanya makrifat adalah mengetahui status hamba dan Tuhan. Pada dasarnya, setiap ahli makrifat yang meniadakan status hamba pada dirinya maka dia bukan ahli makrifat. Pada waktu itu dia hanya orang yang tidak sadar. Orang yang tidak sadar bisa dikatakan sedang mabuk, tidak bisa dijadikan pernyataan."

Maka tampak bahwa yang kehendaki dari wahdat al-wujud dan Ittihad menurut ahli makrifat tidak sama sebagaimana dhahirnya. Ketika para penyembah berhala mengatakan, "Kami tidak menyembah berhala kecuali supaya bisa mendekatkan diri kepada Allah dengan lebih dekat." sedangkan mereka tidak mengatakan, "Berhala-berhala ini adalah Allah" maka mereka tidak bisa dianggap sebagai ahli makrifat.

yang dimaksud ucapan ahli makrifat :
وَعِلْمُكَ اَنَّ كُلَّ الْاَمْرِ اَمْرِيْ *   هُوَ الْمَعْنَی الْمُسَمَّی بِاتِّحَادٍ
Keyakinanmu bahwa, setiap urusan adalah urusanku, itulah esensi dari ittihad

Setiap orang Islam memiliki bagian dari derajat ini, meskipun berbeda-beda.
Saya memperpanjang penjelasan sekte ini karena bahaya mereka lebih besar dari pada orang-orang kafir dan pelaku bid’ah. Banyak orang yang memuliakan dan mendengarkan ucapan mereka padahal mereka hanya orang yang tidak mengerti uslub sastra bahasa Arab.

Telah diriwayatkan oleh Usmu'i, dari Khalil, dari Abu Umar bin 'Ala', ia berkata, "Banyak orang Iraq menjadi zindiq karena ketidaktahuan mereka terhadap bahasa Arab. Mereka menjadi bagian orang kafir karena mempunyai keyakinan hulul dan ittihad."

Qadhi Iyadh berkata dalam kitab Al-Syifa, "Sesungguhnya setiap ucapan yang terang-terangan meniadakan rububiyah(ketuhanan Allah), atau wahdaniyah(keesaan Allah), atau menyembah selain Allah atau yang lain dengan menyembah Allah maka termasuk kufur, seperti ucapan kaum atheis, Nasrani, majusi, musyrikin, penyembah berhala atau malaikat atau setan atau matahari atau bintang atau neraka atau sesuatu selain Allah. Begitu juga orang yang menyakini hulul dan reinkarnasi. Begitu juga orang yang mengakui rububiyah Allah dan sifat wahdaniyah-Nya akan tetapi juga meyakini bahwa Allah tidak hayyun(bersifat hidup) dan tidak Qadim(bersifat dahulu), atau Allah bersifat baru atau berbentuk. Begitu juga, orang yang menvonis Allah mempunyai anak atau sekutu, atau lahir dari sesuatu, atau pada zaman azali ada sesuatu yang bersifat qadim selain Allah, atau di sana ada pencipta dan pencatur alam selain Allah.
Semua hal ini kufur menurut kesepakatan ulama.
Begitu juga orang yang telah mengaku-ngaku sudah duduk bersama Allah, naik menemui-Nya dan berbicara, atau Allah hulul(menempati) jasad seseorang seperti ucapan sebagian ahli sufi, orang-orang kebatinan dan orang Nasrani.
Begitu juga kami memastikan kekafiran orang yang mengucapkan qidam atau baqa-nya Alam, atau mengatakan adanya reinkarnasi arwah dan berpindah terus dalam tubuh manusia, siksaan dan nikmatnya sesuai dengan bersih dan kotornya.

Orang yang menyakini rububiyah dan wahdaniyah Allah akan tetapi mengingkari kenabian seluruh nabi atau hanya kenabian nabi kita, atau salah satu dari nabi yang telah dijelaskan Allah padahal mereka telah mengetahuinya, maka tidak diragukan lagi kekufurannya.

Begitu juga orang yang mengatakan bahwa nabi kita bukanlah nabi yang ada di Mekkah atau Hijaz. Dan orang yang mengaku adanya nabi semasa Nabi kita Saw. atau setelahnya atau mengaku kenabian dirinya sendiri. Serta sebagian para petinggi ahli sufi yang mengaku telah mendapat wahyu meskipun tidak sampai mengaku menjadi nabi.

Dikatakan dalam kitab Al-Anwar, "Dan dipastikan kekafiran orang yang berkata dengan ucapan yang bisa menyesatkan umat atau mengkafirkan sahabat, dan setiap orang yang melakukan perbuatan yang menjadi karakteristik orang kafir seperti sujud kapada salib atau api, atau berjalan ke gereja bersama keluarga dengan menggunakan perhiasan orang-orang kafir seperti sabuk mereka atau lainnya. Begitu juga orang yang mengingkari Makkah atau ka'bah atau masjidilharam, dengan syarat dia orang yang mengetahuinya atau setiap hari bersama orang-orang Islam.

Terjemah dari kitab Risalah Ahlissunnah wal Jamaah 
Karangan Hadradratussyekh KH. Hasyim Asy'ari

Post a Comment for "Awal Mula Munculnya Aliran Sesat di Jawa - Risalah Ahlissunnah wal Jamaah (2)"