Maksud Sawadul A'dzam di Zaman Ini - Risalah Ahlissunnah wal Jamaah (3)
Ketika kalian faham keterangan sebelumnya maka kalian akan mengerti bahwa kebenaran bersama salafiyyun, yakni mereka yang menetapi khittah salaf shalih. Mereka adalah al-aswad al-a'dzam(golongan paling besar). Mereka sesuai dengan ulama Haramain dan ulama Al-Azhar yang mulia yang menjadi panutan ahli kebenaran. Di sana ada banyak ulama yang tidak bisa dihitung-sebagaimana banyaknya bintang di langit- dan tersebar ke seluruh penjuru dunia.
Nabi Saw. bersabda :
Ibnu Majah memberi tambahan :
Disebutkan dalam Al-Jami' al-Shaghir :
Kebanyakan ulama besar adalah pengikut madzhab empat. Semisal Imam Bukhari mengikuti madzhab Imam Syafi'i. Beliau mengambil dari Imam Humaidi, Iman Za'farani dan Imam Karabisi. Begitu juga, Ibnu Khuzaimah dan Imam Nasa'i.
Imam Junaid mengikuti madzhab al-Tsauri, Imam Syibli bermazhab al-Maliki, Imam Harits Muhasibi bermadzhab al-Syafi'i, Imam Jariri bermadzhab al-Hanafi, Syekh Abdul Qadir al-Jaelani bermadzhab Hambali, Imam Syadzili bermadzhab al-Maliki. Sehingga, berpatokan pada madzhab tertentu lebih kuat pada kebenaran, lebih mudah diamati, lebih menarik pada pentahqiqan dan lebih mudah diterima. Beginilah yang dilakukan oleh para salaf shalih dan para syekh terdahulu. Ridhwanullah ta'ala 'alaihim ajma'in.
Wahai Saudaraku seluruh orang Islam, kami mengajak kalian agar bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa, agar tidak meninggal kecuali dalam keadaan Islam, agar mendamaikan perselisihan, memberikan hak orang-orang yang lebih tua dan mengasihi orang-orang lemah atau anak kecil. Kami mencegah kalian agar tidak saling bersikap apatis, saling membenci, saling memutus silaturrahim, saling hasud, berselisih dan membuat inovasi-inovasi aneh dalam urusan agama. Kami menganjurkan kalian agar membina persaudaraan, saling menolong dalam kebaikan, dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, agar mengikuti Alquran, hadis dan para imam seperti Abu Hanifah, Malik bin Anas, Imam Syafi'i dan Ahmad bin Hambal, radiyaallahu 'anhum ajma'in. Ulama telah sepakat tidak diperbolehkan keluar dari madzhab mereka dan berpaling dari sekte baru yang menyimpang dari salaf shalih. Rasulullah saw. telah bersabda :
Dan agar berada di barisan kelompok yang sesuai dengan jalan salaf shalih. Rasulullah Saw. bersabda :
Sayidina Umar bin Khattab ra. berkata :
Nabi Saw. bersabda :
اِنَّ اللهَ لاَ يَجْمَعُ أُمَّتِيْ عَلَی ضَلاَلَةٍ, وَيَدُ اللهِ عَلَی الْجَمَاعَةِ, مَنْ شَذَّ شَذَّ اِلَی النَّارِ
Artinya : Sesungguhnya Allah tidak akan mengumpulkan umat ini dalam kesesatan. Pertolongan Allah atas jamaah. Barang siapa yang menyendiri maka dia menyendiri menuju neraka. HR.Al-TirmidziIbnu Majah memberi tambahan :
فَاِذَا وَقَعَ الْاِخْتِلاَفُ فَعَلَيْكَ بِالسَّوَادِ الْاَعْظَمِ مَعَ الْحَقِّ وَأَهْلِهِ
Artinya : Ketika terjadi perselisihan maka tetapilah al-sawad al-a'dzam, bersama kebenarannya dan ahli kebenaran tersebut.Disebutkan dalam Al-Jami' al-Shaghir :
اِنَّ اللهَ قَدْ أَجَارَ أُمَّتِيْ اَنْ تَجْتَمِعَ عَلَی ضَلاَلَةٍ
Artinya : Sesungguhnya Allah telah menyelamatkan umatku tidak akan berkumpul dalam kesesatan. Kebanyakan ulama besar adalah pengikut madzhab empat. Semisal Imam Bukhari mengikuti madzhab Imam Syafi'i. Beliau mengambil dari Imam Humaidi, Iman Za'farani dan Imam Karabisi. Begitu juga, Ibnu Khuzaimah dan Imam Nasa'i.
Imam Junaid mengikuti madzhab al-Tsauri, Imam Syibli bermazhab al-Maliki, Imam Harits Muhasibi bermadzhab al-Syafi'i, Imam Jariri bermadzhab al-Hanafi, Syekh Abdul Qadir al-Jaelani bermadzhab Hambali, Imam Syadzili bermadzhab al-Maliki. Sehingga, berpatokan pada madzhab tertentu lebih kuat pada kebenaran, lebih mudah diamati, lebih menarik pada pentahqiqan dan lebih mudah diterima. Beginilah yang dilakukan oleh para salaf shalih dan para syekh terdahulu. Ridhwanullah ta'ala 'alaihim ajma'in.
Wahai Saudaraku seluruh orang Islam, kami mengajak kalian agar bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa, agar tidak meninggal kecuali dalam keadaan Islam, agar mendamaikan perselisihan, memberikan hak orang-orang yang lebih tua dan mengasihi orang-orang lemah atau anak kecil. Kami mencegah kalian agar tidak saling bersikap apatis, saling membenci, saling memutus silaturrahim, saling hasud, berselisih dan membuat inovasi-inovasi aneh dalam urusan agama. Kami menganjurkan kalian agar membina persaudaraan, saling menolong dalam kebaikan, dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, agar mengikuti Alquran, hadis dan para imam seperti Abu Hanifah, Malik bin Anas, Imam Syafi'i dan Ahmad bin Hambal, radiyaallahu 'anhum ajma'in. Ulama telah sepakat tidak diperbolehkan keluar dari madzhab mereka dan berpaling dari sekte baru yang menyimpang dari salaf shalih. Rasulullah saw. telah bersabda :
مَنْ شَذَّ شَذَّ اِلَی النَّارِ
Artinya : Barang siapa yang menyendiri maka dia menyendiri menuju neraka. HR. Al-TirmidziDan agar berada di barisan kelompok yang sesuai dengan jalan salaf shalih. Rasulullah Saw. bersabda :
وَاَنَا أَامُرُكُمْ بِخَمْسٍ أَمَرَنِيْ اللهُ بِهِنَّ : السَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَالْجِهَادِ وَالْهِجْرَۃِ وَ الْجَمَاعَةِ, فَاِنَّ مَنْ فَارَقَ الْجَمَاعَةَ قَيْدَ شِبْرٍ فَقَدْ خَلَعَ رِبْقَةَ الْاِسْلاَمِ عَنْ عُنُقِهِ
Artinya : Aku memerintahkan kalian dengan lima perkara yang Allah telah memerintahkannya kepadaku ; mendengar, taat, jihad, hijrah dan jamaah. Barangsiapa yang berpencar dari jama’ah sekira sejengkal, maka sungguh dia telah melepas ikatan Islam dari lehernya. HR. Al-TirmidziSayidina Umar bin Khattab ra. berkata :
عَلَيْكُمْ بِالْجَمَاعَةِ وَاِيَّاكُمْ وَالْفِرْقَةَ, فَاِنَّ الشَّيْطَانَ مَعَ الْوَاحِدِ وَهُوَ مَعَ الْاِثْنَيْنِ أَبْعَدُ, وَمَنْ اَرَادَ بحبوبة الْجَنَّةِ فَلْيَلْزَمِ الْجَمَاعَةَ
Artinya : Tetapilah jamaah dan jauhilah perpecahan, karena sesungguhnya setan bersama satu orang. Setan berada lebih jauh lebih dua orang. Barang siapa yang ingin berada di tengah-tengah surga maka tetapilah jamaah. HR. Ahmad
Terjemah Risalah Ahlissunnah wal Jamaah
Karangan Hadratussyekh KH. Hasyim Asy'ari
Post a Comment for "Maksud Sawadul A'dzam di Zaman Ini - Risalah Ahlissunnah wal Jamaah (3)"
Silahkan berikan komentar dengan baik dan sopan