Benarkah Fir'aun Beriman di Akhir Hayatnya?
وَجَاوَزْنَا بِبَنِي إِسْرَائِيلَ الْبَحْرَ فَأَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ وَجُنُودُهُ بَغْيًا وَعَدْوًا ۖ حَتَّىٰ إِذَا أَدْرَكَهُ الْغَرَقُ قَالَ آمَنتُ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا الَّذِي آمَنَتْ بِهِ بَنُو إِسْرَائِيلَ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ (90) آلْآنَ وَقَدْ عَصَيْتَ قَبْلُ وَكُنتَ مِنَ الْمُفْسِدِينَ (91) فَالْيَوْمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ آيَةً ۚ وَإِنَّ كَثِيرًا مِّنَ النَّاسِ عَنْ آيَاتِنَا لَغَافِلُونَ (92
Artinya : Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir'aun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir'aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: "Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)". Apakah sekarang (baru kamu percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami. (QS. Yunus : 90-92)Tafsir ayat
وَجَاوَزْنَا بِبَنِي إِسْرَائِيل Cerita tenggelamnya Fir'aun pada masa Nabi Musa memberikan pelajaran yang sangat berharga. Sebagai seorang Raja yang berkuasa, dia dianggap tidak bisa meninggal.Berbagai kelebihan atau istidraj membawa pada arogansi luar biasa, sampai-sampai mengaku sebagai tuhan alam. Para pengikutnya pun menganggapnya sebagai titisan Tuhan. Sempat mereka tidak percaya akan tenggelamnya sang raja, sampai Allah , Raja dari segala Raja menampakkan kuasa-Nya, dan mengeluarkan jasadnya dari laut, sehingga hilang keraguan dari hati mereka. Allah memberi pelajaran pada kita, betapa akan dihinakan orang yang mengaku sebagai tuhan.
Dari ayat di atas, terdapat kejanggalan, bagaimana bisa ketika seseorang sudah tenggelam, akan tetapi bisa melafadzkan kalimat sebagaimana di atas?
1.Menuru madzhab kita, bahwa ucapan Fir'aun adalah kalam nafsi(ucapan hati) bukan kalam lisan(ucapan bibir). ayat ini juga menjadi dalil Ahlussunah wal Jamaah akan adanya kalam nafsi.
2. Maksud dari tenggelam adalah pendahuluannya. Sebelum Fir'aun tenggelam dan mengerti nyawa akan direnggut Izrail, dia berusaha mengucapkan beberapa kalimat yang menyatakan keimanannya dengan tujuan tertentu.
الان وقد عصيت bisa jadi pertanyaan ini datang dari malaikat jibril, dengan membandingi Firman وأنا من المسلمين dan ada yang mengatakan datang dari Allah Swt, dengan dalih dua lafadz setelahnya, فاليوم ننجيك ببدنك dan ucapan وإن كثيرا من الناس عن آياتنا لغافلون yang tidak mungkin diucapkan orang lain selain Allah.
فاليوم ننجيك ببدنك Allah melemparkan jasad fir'aun di najwah(dataran tinggi). Sebagian ulama membaca, ننحيك " yakni Allah melemparkannya ke nahiyah(pesisir). Ka'ab berkata, "Air laut melemparkannya ke pesisir laut, kondisinya bak sebuah lumut."
Secara dlohir, ayat ini dalam konteks ikhbar, namun ada sebagian yang mengatakan sebagai isyifham(pertanyaan) yang mengandung faedah tahdid(menakut-nakuti), maka hendaknya kalian beriman sebelum datang kematian. Namun ini dianggap jauh, karena adanya pembuangan hamzah istifham dan ayat setelahnya yang menjadi alasannya tidak mencocoki.
Dia mengeluarkan Fir'aun dan menyelamatkannya dari jurang laut yang sangat dalam sebagaimana yang dialami pasukannya, hanya saja jasad itu sudah tak lagi bersemayam ruh.
Penyelamatan yang dimaksus bukanlah penyelamatan sesungguhnya, melainkan bentuk hinaan atas kesombongannya. Konteks yang serupa adalah ayat-ayat yang kita ketahui, Allah menyuruh nabi memberi khabar gembira kepada orang-orang yang dzolim dengan siksaan yang sangat pedih. Sebagaimana ucapan, "Kamu akan saya merdekakan, akan tetapi setelah mati, kamu akan saya lepaskan dari penjara, akan tetapi setelah mati"
Beberapa pendapat mengenai penyelamatan Allah terhadap badan fir'aun :
1. Sebagaimana disebutkan, diselamatkan dalam kondisi saat tenggelam, hanya saja ruhnya telah menghilang.
2. Jasad Fir'aun masih dalam keadaan utuh, tanpa ada perubahan. Sebagian mengatakan dia pendek, berambut pirang, .. Yang tidak ada yang menyerupainya dari kalangan bani isra'il.
3. Mengeluarkan dari laut dalam kondisi telanjang, tanpa memakai pakaian. Kondisi seperti ini menambah penghinaan terhadapnya.
4. Dikeluarkan beserta pakaian perangnya. Pendapat ini dinukil dari Ibnu Abbas, "Fir'aun memakai pakaian perang khusus, maka Allah mengeluarkannya dari air beserta pakaian itu supaya dia bisa dikenali."
Pernyataan Iman dari Bibir Fira'un
Pada ayat di atas, Fir'aun menyatakan keimanannya tiga kali, pada saat berkata "Saya beriman", "Tiada Tuhan yang berhak disembah", dan "Saya termasuk orang yang beriman", akan tetapi semuanya tidak diterima.
Beberapa ulama memberi alasan tidak diterimanya taubat Fir'aun sebagai berikut :
1. Fir'aun beriman saat turunnya adzab, dan iman di saat seperti ini tidak diterima. Dalam kondisi nyawa sudah direnggut oleh malaikat, pernyataan iman tidak lagi diterima. Allah Swt. berfirman dalam surat ghofir ayat 85 :
"Maka iman mereka tiada berguna bagi mereka tatkala mereka telah melihat siksa Kami. Itulah sunnah Allah yang telah berlaku terhadap hamba-hamba-Nya. Dan di waktu itu binasalah orang-orang kafir."
2. Fir'aun mengucapkan kalimat di atas hanya agar selamat dari bahaya Yang menimpa dan akan membinasakannya. Ucapannya keluar sama sekali tidak dilandasi rasa ikhlas. Juga, tidak berikrar atas keesaan Allah Swt , meyakini keagungan-Nya, dan lemahnya dirinya.
3.Pengakuan Fir'aun hanya sekedar taqlid. dari ucapannya, seakan dia tidak mengetahui adanya Allah Swt hanya saja dia mendengar bahwa alam ini ada Tuhannya. Dia hanya berikrar akan tuhan yang dia dengar dari Bani Isra'il. Dalam surat Thoha dijelaskan bahwa, Fir'aun adalah orang yang tidak pernah sakit dan mengingkari adanya dzat yang menciptakan.
4. Saya melihat di sebagian kitab, bahwa sebagian kaum dari Bani Israil ketika melewati laut, mereka sibuk menyembah anak sapi. Ketika fir'aun berkata, "Aku beriman kepada tuhan yang diimani Bani Isra'il, maka mereka beralih pada anak sapi yang mereka imani pada waktu itu. maka pada hakekatnya, kalimat itu justru menambah kekufurannya.
5. Hati orang-orang Yahudi lebih condong pada tasybih dan tajsim, sehingga mereka masih beribadah kepada anak sapi yang mereka anggap sebagai jelmaan atau reinkarnasi Allah Swt. Ketika fir'aun menyatakan iman, maka seakan dia beriman kepada tuhan yang bersifatan dengan jismiyah, hulul, dan nuzul. semua yang diyakininya adalah kekafiran.
6. Iman itu hanya bisa sempurna dengan meyakini keesaan Allah dan kenabian musa as. Maka ketika Fir'aun mengakui Tuhan, akan tetapi tidak mengakui kenabian musa, maka imannya batal.
Refrensi : Tafsir al-Muhith:5:190. Tafsir al-Munar:11:388.Tafsir al-Kabir.
Post a Comment for "Benarkah Fir'aun Beriman di Akhir Hayatnya?"
Silahkan berikan komentar dengan baik dan sopan