Kewajiban Orang Tua kepada Anak - Adab al-Islam fi Nidzamil Usrah (6)
Etika hubungan ayah terhadap anak :
1. Memilih nama yang baik
Yakni dengan memberi nama yang bagus dan mulia, memberi laqab(julukan) dengan laqab yang bagus. Nama yang mulia adalah milik orangnya dan baiknya laqab bisa mengangkat moral orang yang di-laqob-i.
Rasulullah Saw. mencintai nama-nama yang baik dan merubah nama-nama yang jelek. Nama yang paling mulia adalah nama yang mencocoki nama para nabi. Nama yang paling dicintai Allah swt. adalah Abdullah dan Abdurrahman. Nama yang paling jelek adalah nama yang mencocoki nama orang kafir dan menyerupai laqab orang musyrik.
Nabi Saw. bersabda :
Kami tidak mengerti mengapa orang Islam meninggalkan nama-nama islami yang penuh berkah dan justru memberi nama anak-anaknya dengan nama yang tidak jelas dan tidak berkah? Mengapa mereka tidak memberi nama anak laki-laki mereka dengan nama Muhammad, Ahmad dan Ibrahim? Mengapa mereka tidak memberi nama anak perempuan mereka dengan nama fatimah dan Zainab? Apakah nama-nama itu tidak diridhai Islam? Apakah Rasulullah tidak memilih nama-nama itu untuk putra-putra beliau? Apakah mereka justru mengikuti segala sesuatu dari kelompok lain, termasuk dalam memberi nama? Apakah mereka tidak mendengar sabda Rasulullah Saw. : Barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk bagian mereka. HR abu Daud, diceritakan oleh Ibnu Umar ra.
Sesungguhnya sebaik-baik nama ada dalam nama Arab dan semulia-mulianya laqab ada dalam laqab Islam. Berilah nama anak-anak kita, berilah laqob mereka, karena hal itu mengandung keagungan dan kemuliaan kita, hidupnya umat dan ridha Allah Swt.
2. Mencukur rambut kepala anak, menimbang, menyedekahi timbangannya, dan mengakikahi di hari ketujuh setelah hari kelahiran.
Hukum akikah adalah sunah muakadah. Kata "aqiqah" adalah unkapan untuk dua kambing yang disembelih untuk anak laki dan satu kambing untuk anak perempuan sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah atas nikmat kelahiran bayi, dengan tujuan memberi kenikmatan kepada orang-orang yang butuh dan membahagiakan seluruh penghuni rumah.
3. Membantu anak agar mudah berbakti dan taat kepada ayah dengan baiknya pergaulan, bijaknya aturan, profesionalitas pendidikan dan menyuruh sesuatu standar kemampuannya.
Rasulullah Saw. bersabda :
4. Menyayangi, mengasihi, memperhatikan, dan menjaga anak
Disebut dalam hadis bahwa, Aqro' bin Habis berkata: "Aku memiliki sepuluh anak yang sekali aku tidak pernah mencium mereka. Maka Rasulullah Saw. bersabda: "Sesungguhnya orang yang tidak mengasihi maka dia tidak akan dikasihi." HR. Bukhari
Rasulullah Saw. bersabda :
5. Memerintahkan shalat.
Memerintahkan shalat dilakukan saat anak sudah berumur tujuh tahun, supaya dia tumbuh dalam balutan cinta dan ber-ta'alluq dengan shalat. Kemudian saat umur sepuluh tahun, ayah boleh memukul ketika anak meninggalkan shalat supaya dia tidak terbiasa meninggalkan shalat dan membangkang. Di samping itu, anak yang sudah berumur sepuluh tahun dipisah tempat tidurnya.
6. Mendidik tata Krama, mengajarkan ilmu dan memperbaiki sikap.
Allah Swt. berfirman :
Sayidina Ali ra. berkata : "Didiklah ilmu dan akhlak anak-anak kalian." Sayidina Hasan ra. berkata : "Perintahlah mereka taat kepada Allah dan ajarkan mereka kebaikan." Disebutkan dalam Tarikh Bukhari sebuah hadis marfu' : "Tidaklah orang tua memberi anaknya perkara yang lebih baik dari pada adab yang baik."
Terdapat hadis marfu' dari Jabir bin Samrah ra. :
Orang tua seharusnya memperhatikan anak perempuannya sebagaimana anak laki-laki. Seharusnya dia mendidiknya dengan maksimal dan sungguh-sungguh, menyempurnakan adab dan rasa malu, mencegahnya dari mengumbar nafsu dan bersolek. Orang tua seharusnya memerintahkan shalat, puasa, jujur dan menjaga harga diri anak perempuan.
Ketahuilah, bahwa kemuliaan orang tua itu terikat dengan kemuliaan anak perempuan, terkenalnya juga tergantung terkenalnya anak perempuan. Pilihkan suami yang shalih untuknya. Segeralah menikahkannya saat sudah menemukan laki-laki yang kafa'ah. Permudahlah mahar sesuai kemampuan calon suami. Carilah informasi tentang agama dan akhlaknya sebelum mencari informasi pangkat dan kekayaannya. Begitulah yang biasa dilakukan orang yang cerdas dan salaf shalih.
7. Memberi izin anak untuk bertemu ayah pada waktu-waktu tertentu.
Allah SWT. berfirman :
Dalam waktu-waktu di atas biasanya kedua orang tua berada dalam waktu dan tempat khusus yang tidak baik untuk ditemui.
8. Menyebarkan rasa kasih sayang di antara saudara yang tinggal dalam satu rumah, adil dalam mendukung dan berkompromi, sehingga tidak timbul dalam hati mereka rasa benci, atau dengki, atau cemburu pada saudaranya sebagaimana yang terjadi antara saudara nabi Yusuf as.
Dengan memberi isyarat agar adil dalam memberi dan berpesan, Rasulullah Saw. bersabda :
Adapun dalam bersimpati, memberi ciuman, dan mengasihi maka terdapat sebuah hadis dari Anas ra. bahwa, seorang laki-laki duduk bersama Rasulullah Saw. Lalu anak laki-lakinya datang. Dia mencium dan mendudukkannya di pangkuannya. Kemudian datang anak perempuannya. Dia memegang tangannya, lalu mendudukkannya di sampingnya. Melihat hal tersebut, Rasulullah Saw. bersabda: "Kamu tidak berlaku adil terhadap keduanya." HR. Al-Baihaqi.
9. Tidak mendoakan jelek kepada anak.
Mendoakan jelek kepada anak merupakan perkara yang jelek dan dilarang. Namun, hal ini telah banyak terjadi pada zaman kita. Kebanyakan dilakukan oleh para ibu. Ketika mereka marah kepada anaknya, mereka langsung menuangkan laknat dan amarah kepada anak. Mereka berdoa agar anak terkena celaka, rusak, dan hancur. Perbuatan ini sama sekali tidak pantas menurut perspektif Islam.
Rasulullah Saw. telah mencegah doa semacam itu. Beliau bersabda : "Janganlah berdoa jelek kepada diri sendiri, janganlah berdoa jelek kepada anak-anak kalian, janganlah berdoa jelek kepada pembantu kalian, dan janganlah berdoa jelek kepada harta benda kalian. Berhati-hatilah jangan sampai kalian mencocoki Allah dalam satu waktu yang saar kalian meminta dalam waktu tersebut maka Allah akan mengabulkannya. HR. Muslim
Seseorang datang kepada Abdullah bin Mubarak. Dia mengadukan perilaku salah satu anaknya. Abdullah berkata, "Apakah kamu berdoa jelek kepadanya?" Dia menjawab, "Iya." Abdullah berkata, "Kamulah yang telah merusak anakmu."
Maka bertaqwalah, wahai hamba Allah, janganlah kalian mendoakan anak-anak kalian kecuali dengan kebaikan.
Ketahuilah, bahwa Allah memberi manfaat kepada kalian dengan perantara mereka saat kalian masih hidup sebagaimana Dia memberi manfaat setelah kalian meninggal.
Nabi Saw. bersabda : "Ketika manusia meninggal maka terputus amalnya kecuali tiga perkara ; sedekah jariyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau anak yang shalih yang mau mendoakannya. HR. Muslim
1. Memilih nama yang baik
Yakni dengan memberi nama yang bagus dan mulia, memberi laqab(julukan) dengan laqab yang bagus. Nama yang mulia adalah milik orangnya dan baiknya laqab bisa mengangkat moral orang yang di-laqob-i.
Rasulullah Saw. mencintai nama-nama yang baik dan merubah nama-nama yang jelek. Nama yang paling mulia adalah nama yang mencocoki nama para nabi. Nama yang paling dicintai Allah swt. adalah Abdullah dan Abdurrahman. Nama yang paling jelek adalah nama yang mencocoki nama orang kafir dan menyerupai laqab orang musyrik.
Nabi Saw. bersabda :
مِنْ حَقِّ الْوَلَدِ عَلَی الْوَالِدِ اَنْ يُحْسِنَ أَدَبَهُ وَيُحْسِنَ اسْمَهُ
Artinya : Termasuk hak anak atas orang tua adalah memperbaiki adab dan membaguskan namanya. HR. Al-BaihaqiKami tidak mengerti mengapa orang Islam meninggalkan nama-nama islami yang penuh berkah dan justru memberi nama anak-anaknya dengan nama yang tidak jelas dan tidak berkah? Mengapa mereka tidak memberi nama anak laki-laki mereka dengan nama Muhammad, Ahmad dan Ibrahim? Mengapa mereka tidak memberi nama anak perempuan mereka dengan nama fatimah dan Zainab? Apakah nama-nama itu tidak diridhai Islam? Apakah Rasulullah tidak memilih nama-nama itu untuk putra-putra beliau? Apakah mereka justru mengikuti segala sesuatu dari kelompok lain, termasuk dalam memberi nama? Apakah mereka tidak mendengar sabda Rasulullah Saw. : Barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk bagian mereka. HR abu Daud, diceritakan oleh Ibnu Umar ra.
Sesungguhnya sebaik-baik nama ada dalam nama Arab dan semulia-mulianya laqab ada dalam laqab Islam. Berilah nama anak-anak kita, berilah laqob mereka, karena hal itu mengandung keagungan dan kemuliaan kita, hidupnya umat dan ridha Allah Swt.
2. Mencukur rambut kepala anak, menimbang, menyedekahi timbangannya, dan mengakikahi di hari ketujuh setelah hari kelahiran.
Hukum akikah adalah sunah muakadah. Kata "aqiqah" adalah unkapan untuk dua kambing yang disembelih untuk anak laki dan satu kambing untuk anak perempuan sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah atas nikmat kelahiran bayi, dengan tujuan memberi kenikmatan kepada orang-orang yang butuh dan membahagiakan seluruh penghuni rumah.
3. Membantu anak agar mudah berbakti dan taat kepada ayah dengan baiknya pergaulan, bijaknya aturan, profesionalitas pendidikan dan menyuruh sesuatu standar kemampuannya.
Rasulullah Saw. bersabda :
رَحِمَ اللهُ وَالِدًا أَعَانَ وَلَدَهُ عَلَی بِرِّهِ
Artinya : Mudah-mudahan Allah merahmati orang tua yang menolong anak untuk berbakti kepadanya. HR. Abu Syekh dengan sanad yang lemah.4. Menyayangi, mengasihi, memperhatikan, dan menjaga anak
Disebut dalam hadis bahwa, Aqro' bin Habis berkata: "Aku memiliki sepuluh anak yang sekali aku tidak pernah mencium mereka. Maka Rasulullah Saw. bersabda: "Sesungguhnya orang yang tidak mengasihi maka dia tidak akan dikasihi." HR. Bukhari
Rasulullah Saw. bersabda :
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيْرَنَا وَيُوَقِّرْ كَبِيْرَنَا
Artinya : Tidak termasuk dari kita orang yang tidak mengasihi anal kecil dan tidak menghormati orang dewasa. 5. Memerintahkan shalat.
Memerintahkan shalat dilakukan saat anak sudah berumur tujuh tahun, supaya dia tumbuh dalam balutan cinta dan ber-ta'alluq dengan shalat. Kemudian saat umur sepuluh tahun, ayah boleh memukul ketika anak meninggalkan shalat supaya dia tidak terbiasa meninggalkan shalat dan membangkang. Di samping itu, anak yang sudah berumur sepuluh tahun dipisah tempat tidurnya.
6. Mendidik tata Krama, mengajarkan ilmu dan memperbaiki sikap.
Allah Swt. berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka ... (QS. Al-Tahrim : 6)Sayidina Ali ra. berkata : "Didiklah ilmu dan akhlak anak-anak kalian." Sayidina Hasan ra. berkata : "Perintahlah mereka taat kepada Allah dan ajarkan mereka kebaikan." Disebutkan dalam Tarikh Bukhari sebuah hadis marfu' : "Tidaklah orang tua memberi anaknya perkara yang lebih baik dari pada adab yang baik."
Terdapat hadis marfu' dari Jabir bin Samrah ra. :
لَأَنْ يُؤَدِّبَ الرَّجُلُ وَلَدَهُ خَيْرٌ لَهُ مِنْ اَنْ يَتَصَدَّقَ بِصَاعٍ
Artinya : Sungguh laki-laki yang mengajarkan anaknya tata krama itu lebih baik dari pada bersedekah satu sha'.Orang tua seharusnya memperhatikan anak perempuannya sebagaimana anak laki-laki. Seharusnya dia mendidiknya dengan maksimal dan sungguh-sungguh, menyempurnakan adab dan rasa malu, mencegahnya dari mengumbar nafsu dan bersolek. Orang tua seharusnya memerintahkan shalat, puasa, jujur dan menjaga harga diri anak perempuan.
Ketahuilah, bahwa kemuliaan orang tua itu terikat dengan kemuliaan anak perempuan, terkenalnya juga tergantung terkenalnya anak perempuan. Pilihkan suami yang shalih untuknya. Segeralah menikahkannya saat sudah menemukan laki-laki yang kafa'ah. Permudahlah mahar sesuai kemampuan calon suami. Carilah informasi tentang agama dan akhlaknya sebelum mencari informasi pangkat dan kekayaannya. Begitulah yang biasa dilakukan orang yang cerdas dan salaf shalih.
7. Memberi izin anak untuk bertemu ayah pada waktu-waktu tertentu.
Allah SWT. berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِيَسْتَأْذِنْكُمُ الَّذِينَ مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ وَالَّذِينَ لَمْ يَبْلُغُوا الْحُلُمَ مِنْكُمْ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ۚ مِنْ قَبْلِ صَلَاةِ الْفَجْرِ وَحِينَ تَضَعُونَ ثِيَابَكُمْ مِنَ الظَّهِيرَةِ وَمِنْ بَعْدِ صَلَاةِ الْعِشَاءِ ۚ ثَلَاثُ عَوْرَاتٍ لَكُمْ
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum balig di antara kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari) yaitu: sebelum sembahyang subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari dan sesudah sembahyang Isya'. (Itulah) tiga aurat bagi kamu ... (QS. An-Nur : 58)Dalam waktu-waktu di atas biasanya kedua orang tua berada dalam waktu dan tempat khusus yang tidak baik untuk ditemui.
8. Menyebarkan rasa kasih sayang di antara saudara yang tinggal dalam satu rumah, adil dalam mendukung dan berkompromi, sehingga tidak timbul dalam hati mereka rasa benci, atau dengki, atau cemburu pada saudaranya sebagaimana yang terjadi antara saudara nabi Yusuf as.
Dengan memberi isyarat agar adil dalam memberi dan berpesan, Rasulullah Saw. bersabda :
اتَّقُوْا اللهَ وَاعْدِلُوْا فِی اَوْلَادِكُمْ
Artinya : Bertaqwalah kepada Allah dan berbuatlah adil kepada anak-anak kalian. Adapun dalam bersimpati, memberi ciuman, dan mengasihi maka terdapat sebuah hadis dari Anas ra. bahwa, seorang laki-laki duduk bersama Rasulullah Saw. Lalu anak laki-lakinya datang. Dia mencium dan mendudukkannya di pangkuannya. Kemudian datang anak perempuannya. Dia memegang tangannya, lalu mendudukkannya di sampingnya. Melihat hal tersebut, Rasulullah Saw. bersabda: "Kamu tidak berlaku adil terhadap keduanya." HR. Al-Baihaqi.
9. Tidak mendoakan jelek kepada anak.
Mendoakan jelek kepada anak merupakan perkara yang jelek dan dilarang. Namun, hal ini telah banyak terjadi pada zaman kita. Kebanyakan dilakukan oleh para ibu. Ketika mereka marah kepada anaknya, mereka langsung menuangkan laknat dan amarah kepada anak. Mereka berdoa agar anak terkena celaka, rusak, dan hancur. Perbuatan ini sama sekali tidak pantas menurut perspektif Islam.
Rasulullah Saw. telah mencegah doa semacam itu. Beliau bersabda : "Janganlah berdoa jelek kepada diri sendiri, janganlah berdoa jelek kepada anak-anak kalian, janganlah berdoa jelek kepada pembantu kalian, dan janganlah berdoa jelek kepada harta benda kalian. Berhati-hatilah jangan sampai kalian mencocoki Allah dalam satu waktu yang saar kalian meminta dalam waktu tersebut maka Allah akan mengabulkannya. HR. Muslim
Seseorang datang kepada Abdullah bin Mubarak. Dia mengadukan perilaku salah satu anaknya. Abdullah berkata, "Apakah kamu berdoa jelek kepadanya?" Dia menjawab, "Iya." Abdullah berkata, "Kamulah yang telah merusak anakmu."
Maka bertaqwalah, wahai hamba Allah, janganlah kalian mendoakan anak-anak kalian kecuali dengan kebaikan.
Ketahuilah, bahwa Allah memberi manfaat kepada kalian dengan perantara mereka saat kalian masih hidup sebagaimana Dia memberi manfaat setelah kalian meninggal.
Nabi Saw. bersabda : "Ketika manusia meninggal maka terputus amalnya kecuali tiga perkara ; sedekah jariyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau anak yang shalih yang mau mendoakannya. HR. Muslim
Diterjemahkan dari Adabul Islam fi Nidzamil Usrah
Karangan Abuya Sayid Muhammad bin Alawi al-Maliki
Post a Comment for "Kewajiban Orang Tua kepada Anak - Adab al-Islam fi Nidzamil Usrah (6)"
Silahkan berikan komentar dengan baik dan sopan