Sebab-Sebab Hilangnya Ghirah Pada Keluarga
Bagi manusia, hal yang paling mulia setelah agama adalah harga diri. Bahkan, harga diri termasuk bagian dari agama. Menjaga harga diri termasuk hal paling penting yang menopang pilar agama. Sedangkan ghirah atau cemburu atas harga diri termasuk tanda iman yang paling penting.
Sahabat Rasulullah Saw. termasuk yang paling cemburu atas harga diri mereka. Terdapat sebuah riwayat, dari Rasulullah Saw. Pada suatu hari beliau berkata kepada sahabatnya, "
Nabi tidak mengingkari gejolak Sa’ad karena membela harga dirinya, akan tetapi beliau tersenyum, dan berkata :
Telah benar ucapan seorang pujangga :
Wahai saudara muslimku, Ketika kalian mengetahui hal di atas dan dirimu termasuk orang yang memiliki ghirah dan harga diri, maka dengan mudah kalian akan merelakan ruh dan darah untuk menebus pangkat, harta dan anak. Harga diri adalah kesucian. Barang siapa yang terhalang darinya maka dia terhalang dari kehidupan mulia. Barang siapa yang terhalang dari kehidupan mulia maka dia lebih merugi dari pada hewan.
Ketika kamu bisa mengangkat harga dirimu maka biarkan orang islam memiliki kesucian harga diri sebagaimana yang kamu rasakan. Karena semua harga diri umat Islam sebanding dengan harga dirimu. Tebuslah harga diri mereka sebagaimana kamu menebus harga dirimu. Sudah seharusnya kalian menolak orang-orang yang suka menghina, yang memaksa harga diri manusia, sehingga mereka tidak bisa menghancurkan kehormatan, menindas kemuliaan dan mengotorinya.
Perkara yang membuat manusia ingin mencela harga diri dan kehormatan orang lain antara lain :
1. Sembrononya seseorang dalam menjaga harga diri.
Adakalanya hilangnya ghirah atau lemahnya ketetapan hati. Atau mereka meremehkan penjagaan atau proteksi dengan agama. Padahal agama menjadi pagar utama untuk menjaga harga diri. Atau mereka membiarkan istri dan putri keluar dengan bersolek dan tanpa kerudung. Mereka membiarkannya melakukan hal yang membuat para lelaki dan pemuda ingin melahap harga diri mereka, dan memberi kesempatan pada lelaki hidung belang menemukan jalan untuk memaksa harga diri mereka.
2. Lemah lembut dan kasarnya istri dan putri yang tampak dalam pakaian, bicara, berjalan dan tasharuf mereka. Oleh karena itu Islam menekankan agar perempuan menyamarkan setiap hal yang membuat laki-laki terangsang.
Allah Swt. menuturi semua perempuan dalam diri istri Rasulullah Saw.
Perempuan muslimah harus merubah suara lembutnya ketika terpaksa berbicara di depan laki-laki. Karena suara lembut bisa menjadi perantara tertariknya laki-laki. Orang-orang Arab berkata :
3. Ikhtilat yang sudah terjadi di mana-mana
Terutama terjadinya ikhtilath antara keluarga dan teman. Mereka beralasan dengan menyebutnya sebagai kunjungan keluarga. Terkadang kunjungan itu sampai menimbulkan khalwat antara laki-laki dan perempuan. Khalwat inilah bahaya besar yang dapat merusak akhlak.
Rasulullah Saw. bersabda :
Khalwat dan ikhtilath ini jelas dilarang dalam Islam, apalagi tidak ada kontrol dari keluarga atau penjagaan hati dalam diri pelakunya. Dengan segala modusnya, ikhtilat telah menjadi musibah besar. Orang yang mengingkarinya akan dipenuhi perasaan dianggap fanatisme, kuno dan tidak modern.
Hal ini sesuai dengan prediksi Rasulullah Saw.
Lebih banyak beliau bersabda :
4. Tidak ada atau lemahnya pendidikan agama mengenai undang-undang keluarga
Kita harus lebih memperhatikan pendidikan agama anak-anak. Kita harus mempersiapkan mereka agar menjadi anak-anak yang shalih yang berguna untuk diri sendiri dan semua manusia. Menerangkan kepada mereka begitu agung dan mulia harga diri mereka.
Terlebih kepada para istri dan anak perempuan. Kalau memang harus keluar rumah, maka kita tidak boleh dengan mudah membiarkan keluar dengan berdandan dan membuka jilbab. Meskipun hal itu membuat marah banyak orang dan menyalahi tradisi masyarakat.
Saya tahu bahwa menyalahi tradisi menjadi rintangan yang sudah menjadi lembah yang dijalani leluhur ketika menasehati putra-putri mereka. Akan tetapi kuatnya ketetapan hati dan kepuasaan terpenuhinya ajakan, dan luhurnya arahan yang ingin kita capai bisa menambah kekuatan dalam memegang apa yang kita ingin. Sekalipun, dihadang banyak halangan dan aral rintangan.
Wajib bagi kita memutus kelembutan dan pengumbaran nafsu yang telah dijadikan ajang perlombaan oleh para istri dan wanita. Terlebih antara para murid madrasah dan jamaah perkumpulan. Kita harus memutuskan ikhtilath yang modusnya telah tersebar. Ada kalanya mereka beralasan pertemanan, gantian berkunjung, khitbah(melamar), refreshing atau olahraga dan lain sebagainya.
Kita pasti akan menjumpai orang yang berdiri di depan kita di atas batu besar yang menghalangi terealisasikannya program suci ini. Akan tetapi kepuasaan terhadap luhurnya pikiran dan isti'anah terhadap agama Allah akan memudahkan kita untuk melewati halangan dan kesulitan tersebut.
Dengarkanlah wahai saudaraku, bagaimana cara Islam mengobati kerusakan ini.
Allah Swt. Berfirman :
Telitilah kandungan makna firman Allah dalam ayat pertama “او نساءهن“ agar kamu faham bahwa Allah Swt. tidak memperbolehkan perempuan muslim menampakkan perhiasannya kepada perempuan non muslim. Ketika Allah benar-benar memuliakan harga diri dan perhiasan mukminah sampai sebatas ini maka bagaimana bisa mukminah tersebut sembrono terhadap harga diri dan perhiasannya, bagaimana bisa dia membukanya di jalan-jalan, seakan harga diri dan perhiasan itu adalah pakaian dan tontonan umum bagi orang yang menyaksikan dan yang mencari.
Sahabat Rasulullah Saw. termasuk yang paling cemburu atas harga diri mereka. Terdapat sebuah riwayat, dari Rasulullah Saw. Pada suatu hari beliau berkata kepada sahabatnya, "
إِنْ دَخَلَ أَحَدُكُمْ عَلَى أَهْلِهِ وَوَجَدَ مَا يَرِيْبُهُ أَشْهَدَ أَرْبَعًا، فَقَامَ سَعْدُ بْنُ مُعَاذٍ مُتَأَثِّرًا, فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ, أَأَدْخُلُ عَلَى أَهْلِيْ فَأَجِدُ مَا يَرِيْبُنِيْ, أَنْتَظِرُ حَتَّى أُشْهِدَ أَرْبَعًا؟ لاَ وَالَّذِيْ بَعَثَكَ بِالْحَقِّ, إِنْ رَأَيْتُ مَا يَرِيْبُنِيْ فِيْ أَهْلِيْ, لَأُطِيْحَنَّ بِالرَّأْسِ عَنِ الْجَسَدِ, وَلْيَفْعَلْ اللهُ بِي بَعْدَ ذَالِكَ مَا يَشَاءُ
Artinya : Apabila salah satu dari kalian masuk pada keluarganya dan menemukan perkara yang mencurigakan, maka carilah empat saksi. Karenanya, Sa’ad bin Mu’adz berdiri, dia berkata, “Wahai Rasulullah, apakah saat aku masuk pada keluargaku, lalu menemukan perkara yang mencurigakan harus menunggu empat saksi? Tidak, demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, apabila aku melihat hal yang mencurigakan dalam keluargaku maka aku akan menumbangkan kepalanya dari jasadnya. Dan setelah itu, terserah Allah akan melakukan apa terhadapku,”Nabi tidak mengingkari gejolak Sa’ad karena membela harga dirinya, akan tetapi beliau tersenyum, dan berkata :
اِنَّ سَعْدًا لَيَغَارُ وَ اِنِّي لَأَغْيَرُ مِنْ سَعْدٍ وَاِنَّ اللهَ لَأَغْيَرُ مِنَ الْجَمِيْعِ وَغَيْرَةُ اللهِ أَنْ تُؤْتَى مَحَارِمُهُ
Artinya : Sesungguhnya Sa’ad adalah orang yang cemburu, dan aku lebih cemburu dari sa’ad, akan tetapi Allah lebih cemburu dari semuanya, cemburunya Allah saat keharamannya diterjang. Telah benar ucapan seorang pujangga :
لاَ يَسْلَمُ الشَّرَفُ الرَّفِيْعُ مِنَ الْأَذَى * حَتَّى يُرَاقَ عَلَى جَوَانِبِهِ الدَّمُ
Kemuliaan yang luhur tidak akan selamat dari rasa sakit, sehingga mengalir darah di sekitarnya
Wahai saudara muslimku, Ketika kalian mengetahui hal di atas dan dirimu termasuk orang yang memiliki ghirah dan harga diri, maka dengan mudah kalian akan merelakan ruh dan darah untuk menebus pangkat, harta dan anak. Harga diri adalah kesucian. Barang siapa yang terhalang darinya maka dia terhalang dari kehidupan mulia. Barang siapa yang terhalang dari kehidupan mulia maka dia lebih merugi dari pada hewan.
Ketika kamu bisa mengangkat harga dirimu maka biarkan orang islam memiliki kesucian harga diri sebagaimana yang kamu rasakan. Karena semua harga diri umat Islam sebanding dengan harga dirimu. Tebuslah harga diri mereka sebagaimana kamu menebus harga dirimu. Sudah seharusnya kalian menolak orang-orang yang suka menghina, yang memaksa harga diri manusia, sehingga mereka tidak bisa menghancurkan kehormatan, menindas kemuliaan dan mengotorinya.
Perkara yang membuat manusia ingin mencela harga diri dan kehormatan orang lain antara lain :
1. Sembrononya seseorang dalam menjaga harga diri.
Adakalanya hilangnya ghirah atau lemahnya ketetapan hati. Atau mereka meremehkan penjagaan atau proteksi dengan agama. Padahal agama menjadi pagar utama untuk menjaga harga diri. Atau mereka membiarkan istri dan putri keluar dengan bersolek dan tanpa kerudung. Mereka membiarkannya melakukan hal yang membuat para lelaki dan pemuda ingin melahap harga diri mereka, dan memberi kesempatan pada lelaki hidung belang menemukan jalan untuk memaksa harga diri mereka.
2. Lemah lembut dan kasarnya istri dan putri yang tampak dalam pakaian, bicara, berjalan dan tasharuf mereka. Oleh karena itu Islam menekankan agar perempuan menyamarkan setiap hal yang membuat laki-laki terangsang.
Allah Swt. menuturi semua perempuan dalam diri istri Rasulullah Saw.
فَلَا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلًا مَّعْرُوفًا (32) وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَىٰ
Artinya : Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik, dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu … (QS. Al-Ahzab:32-33)Perempuan muslimah harus merubah suara lembutnya ketika terpaksa berbicara di depan laki-laki. Karena suara lembut bisa menjadi perantara tertariknya laki-laki. Orang-orang Arab berkata :
الْاِذْنُ تَعْشِقُ قَبْلَ الْعَيْنِ أَحْيَانًا
Artinya : Terkadang telinga berontak sebelum mata.3. Ikhtilat yang sudah terjadi di mana-mana
Terutama terjadinya ikhtilath antara keluarga dan teman. Mereka beralasan dengan menyebutnya sebagai kunjungan keluarga. Terkadang kunjungan itu sampai menimbulkan khalwat antara laki-laki dan perempuan. Khalwat inilah bahaya besar yang dapat merusak akhlak.
Rasulullah Saw. bersabda :
مَا خَلاَ رَجُلٌ بِامْرَأَۃٍ اِلاَّ وَكَانَ الشَّيْطَانُ ثَالِثَهُمَا
Artinya : Tidak berduaan laki-laki dengan perempuan kecuali setan menjadi orang ketiga. Khalwat dan ikhtilath ini jelas dilarang dalam Islam, apalagi tidak ada kontrol dari keluarga atau penjagaan hati dalam diri pelakunya. Dengan segala modusnya, ikhtilat telah menjadi musibah besar. Orang yang mengingkarinya akan dipenuhi perasaan dianggap fanatisme, kuno dan tidak modern.
Hal ini sesuai dengan prediksi Rasulullah Saw.
كَيْفَ بِكُمْ اِذَا أُمِرَ بِالْمُنْكَرِ وَنُهِيَ عَنِ الْمَعْرُوْفِ
Artinya : Bagaimana jika kalian diperintah melakukan perkara mungkar dan dicegah dari perkara baik. Lebih banyak beliau bersabda :
يَأْتِی عَلَی النَّاسِ زَمَانٌ تَظْهَرُ فِيْهِ الْفَاحِشَةُ فِی الطُّرُقَاتِ حَتَّی يَقُوْلُ أَحَدُهُمْ لِفَاعِلِهَا لَوْ تَنَحَّيْتَ بِهَا عَنِ الطَّرِيْقِ فَذَالِكَ فِيْهِمْ كَأَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ
Artinya : Akan datang suatu zaman bagi manusia dimana perbuatan keji terlihat di jalan-jalan, sehingga seseorang berkata, "Alangkah baiknya kalian menyingkir dari jalan." Maka orang yang berkata seperti ini bagi mereka seperti Abu Bakar dan Umar.4. Tidak ada atau lemahnya pendidikan agama mengenai undang-undang keluarga
Kita harus lebih memperhatikan pendidikan agama anak-anak. Kita harus mempersiapkan mereka agar menjadi anak-anak yang shalih yang berguna untuk diri sendiri dan semua manusia. Menerangkan kepada mereka begitu agung dan mulia harga diri mereka.
Terlebih kepada para istri dan anak perempuan. Kalau memang harus keluar rumah, maka kita tidak boleh dengan mudah membiarkan keluar dengan berdandan dan membuka jilbab. Meskipun hal itu membuat marah banyak orang dan menyalahi tradisi masyarakat.
Saya tahu bahwa menyalahi tradisi menjadi rintangan yang sudah menjadi lembah yang dijalani leluhur ketika menasehati putra-putri mereka. Akan tetapi kuatnya ketetapan hati dan kepuasaan terpenuhinya ajakan, dan luhurnya arahan yang ingin kita capai bisa menambah kekuatan dalam memegang apa yang kita ingin. Sekalipun, dihadang banyak halangan dan aral rintangan.
Wajib bagi kita memutus kelembutan dan pengumbaran nafsu yang telah dijadikan ajang perlombaan oleh para istri dan wanita. Terlebih antara para murid madrasah dan jamaah perkumpulan. Kita harus memutuskan ikhtilath yang modusnya telah tersebar. Ada kalanya mereka beralasan pertemanan, gantian berkunjung, khitbah(melamar), refreshing atau olahraga dan lain sebagainya.
Kita pasti akan menjumpai orang yang berdiri di depan kita di atas batu besar yang menghalangi terealisasikannya program suci ini. Akan tetapi kepuasaan terhadap luhurnya pikiran dan isti'anah terhadap agama Allah akan memudahkan kita untuk melewati halangan dan kesulitan tersebut.
Dengarkanlah wahai saudaraku, bagaimana cara Islam mengobati kerusakan ini.
قُل لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَزْكَىٰ لَهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ (30) وَقُل لِّلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ ۖ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَىٰ عَوْرَاتِ النِّسَاءِ ۖ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِن زِينَتِهِنَّ ۚ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (31
Artinya : Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat". Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (QS. Nur : 30-31)Allah Swt. Berfirman :
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لِّأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَابِيبِهِنَّ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰ أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا
Artinya : Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. al Ahzab : 59)Telitilah kandungan makna firman Allah dalam ayat pertama “او نساءهن“ agar kamu faham bahwa Allah Swt. tidak memperbolehkan perempuan muslim menampakkan perhiasannya kepada perempuan non muslim. Ketika Allah benar-benar memuliakan harga diri dan perhiasan mukminah sampai sebatas ini maka bagaimana bisa mukminah tersebut sembrono terhadap harga diri dan perhiasannya, bagaimana bisa dia membukanya di jalan-jalan, seakan harga diri dan perhiasan itu adalah pakaian dan tontonan umum bagi orang yang menyaksikan dan yang mencari.
Diterjemahkan dari Adabul Islam fi Nidzamil Usrah (23)
Karangan Abuya Sayid Muhammad bin Alawi al-Maliki
Post a Comment for "Sebab-Sebab Hilangnya Ghirah Pada Keluarga"
Silahkan berikan komentar dengan baik dan sopan