Jangan Sampai Salah Memilih Guru Spiritual - Risalah Ahlissunnah wal Jamaah (5)
Wajib berhati-hati dalam mengambil ilmu agama. Jangan sampai mengambilnya dari orang yang bukan ahlinya.
Ibnu ‘Asakir meriwayatkan dari Imam Malik ra.
Ibnu Sirin ra. meriwayatkan, "Ini adalah ilmu agama, maka lihatlah dari siapa kalian mengambilnya." Imam Dailami meriwayatkan hadis marfu' dari Ibnu Umar, "Ilmu adalah agama, shalat adalah agama, maka lihatlah dari siapa kalian mengambil ilmu ini dan bagaimana kalian melakukan shalat ini karena pada hari kiamat kalian akan dimintai pertanggungjawaban. Janganlah meriwayatkannya kecuali dari orang yang jelas ahli, yakni sekiranya dia adil, bertanggungjawab dan terpercaya.”
Imam Muslim meriwayatkan hadis dalam kitab shahih, Rasulullah Saw. bersabda :
Juga terdapat hadis dalam Shahih Muslim, bahwa Abu Hurairah berkata : Rasulullah Saw. bersabda :
Juga disebutkan dalam Shahih Muslim, Amr bin Ash ra. berkata, "Sesungguhnya di lautan banyak setan yang dipenjarakan oleh Nabi Sulaiman bin Daud. Sebentar lagi mereka akan keluar, lalu membacakan Alqur'an kepada manusia." Imam Nawawi, rahimahullah ta'ala, berkomentar, "Maksudnya, para setan akan membaca sesuatu yang bukan Alquran akan tetapi mereka mengatakannya sebagai Alquran agar bisa menipu orang-orang awam.”
Dari Abu Darda' ra.
Dari Umar ra.
Iman Munawi, rahimahullah, berkomentar : “Banyak sekali yang pandai mengolah lisan akan tetapi bodoh hati dan amalnya. Dia menjadikan ilmu sebagai pekerjaan untuk mencari makan dan kebanggaan untuk mencari kemuliaan. Dia mengajak manusia mendekat kepada Allah padahal dia sendiri menjauh dari-Nya."
Dari Ali ra.
Ziyad bin Hadir,rahimahullah, berkata : “Umar bin Khattab ra. berkata kepadaku, "Apakah kamu tahu apa yang akan menghancurkan agama Islam?" Aku menjawab, "Tidak." Beliau berkata, "Islam akan dihancurkan oleh kesalahan orang alim, perdebatan orang munafik membahas Alquran, dan hukum dari para imam yang menyesatkan."
Ibnu ‘Asakir meriwayatkan dari Imam Malik ra.
لاَ تَحْمِلِ الْعِلْمَ عَنْ أَهْلِ الْبِدَعِ وَلاَ تَحْمِلْهُ عَمَّنْ لاَ يَعْرِفُ بِالطَّلَبِ وَلاَ عَمَّنْ يَكْذِبُ فِی حَدِيْثِ النَّاسِ وَاِنْ كَانَ لاَ يَكْذِبُ فِی حَدِيْثِ رَسُوْلُ اللهِ صلی الله عليه وسلم
Artinya : Janganlah membawa ilmu dari para ahli bidah, janganlah memikulnya dari orang yang tidak diketahui pada siapa dia belajar, dan janganlah dari orang yang suka berbohong tentang hadis manusia, meskipun dia tidak berbohong tentang hadis Rasulullah Saw. Ibnu Sirin ra. meriwayatkan, "Ini adalah ilmu agama, maka lihatlah dari siapa kalian mengambilnya." Imam Dailami meriwayatkan hadis marfu' dari Ibnu Umar, "Ilmu adalah agama, shalat adalah agama, maka lihatlah dari siapa kalian mengambil ilmu ini dan bagaimana kalian melakukan shalat ini karena pada hari kiamat kalian akan dimintai pertanggungjawaban. Janganlah meriwayatkannya kecuali dari orang yang jelas ahli, yakni sekiranya dia adil, bertanggungjawab dan terpercaya.”
Imam Muslim meriwayatkan hadis dalam kitab shahih, Rasulullah Saw. bersabda :
سَيَكُوْنُ فِی اٰخِرِ اُمَّتِيْ اُنَاسٌ يُحَدِّثُوْنَكُمْ مَا لَمْ تَسْمَعُوْا اَنْتُمْ وَلاَ اَبَائُكُمْ فَاِيَّاكُمْ وَاِيَّاهُمْ
Artinya : Akan datang di akhir umatku orang-orang yang membaca hadis yang tidak pernah kalian dan ayah kalian dengar, maka jagalah diri kalian dan jauhilah mereka. HR. MuslimJuga terdapat hadis dalam Shahih Muslim, bahwa Abu Hurairah berkata : Rasulullah Saw. bersabda :
يَكُوْنُ فِی اٰخِرِ الزَّمَانِ دَجَّالُوْنَ كَذَّابُوْنَ يَأْتُوْنَكُمْ مِنَ الْأَحَادِيْثِ بِمَا لَمْ تَسْمَعُوْا اَنْتُمْ وَلاَ اَبَائُكُمْ فَاِيَّاكُمْ وَاِيَّاهُمْ لاَ يُضِلُّوْنَكُمْ وَلاَ يَفْتَنُوْنَكُمْ
Artinya : Akan datang pada akhir zaman para dajal yang gemar berdusta. Mereka datang dengan membawa hadis yang kalian dan leluhur kalian tidak pernah mendengarnya. Maka jagalah diri kalian. Jauhilah mereka. Jangan sampai mereka menyesatkan dan menfitnah kalian. Juga disebutkan dalam Shahih Muslim, Amr bin Ash ra. berkata, "Sesungguhnya di lautan banyak setan yang dipenjarakan oleh Nabi Sulaiman bin Daud. Sebentar lagi mereka akan keluar, lalu membacakan Alqur'an kepada manusia." Imam Nawawi, rahimahullah ta'ala, berkomentar, "Maksudnya, para setan akan membaca sesuatu yang bukan Alquran akan tetapi mereka mengatakannya sebagai Alquran agar bisa menipu orang-orang awam.”
Dari Abu Darda' ra.
اِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَی أُمَّتِيْ الْأَئِمَّةُ الْمُضِلُّوْنَ
Artinya : Sesunggunya hal yang paling aku khawatirkan atas umatku adalah para imam yang menyesatkan. HR. ThabraniDari Umar ra.
اِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَی أُمَّتِيْ كُلُّ مُنَافِقٍ عَلِيْمُ اللِّسَانِ
Artinya : Sesunggunya hal yang paling aku khawatirkan atas umatku adalah setiap orang munafik yang pandai mengolah lisan. HR. AhmadIman Munawi, rahimahullah, berkomentar : “Banyak sekali yang pandai mengolah lisan akan tetapi bodoh hati dan amalnya. Dia menjadikan ilmu sebagai pekerjaan untuk mencari makan dan kebanggaan untuk mencari kemuliaan. Dia mengajak manusia mendekat kepada Allah padahal dia sendiri menjauh dari-Nya."
Dari Ali ra.
إِنِّي لا أَتَخَوَّفُ عَلَى أُمَّتِي مُؤْمِنًا وَلا مُشْرِكًا ، فَأَمَّا الْمُؤْمِنُ فَيَحْجِزُهُ إِيمَانُهُ ، وَأَمَّا الْمُشْرِكُ فَيَقْمَعُهُ كُفْرُهُ ، وَلَكِنِّي أَتَخَوَّفُ عَلَيْهِمْ مُنَافِقًا ، عَالِمَ اللِّسَانِ ، يَقُولُ مَا يَعْرِفُونَ ، وَيَعْمَلُ مَا يُنْكِرُونَ
Artinya : Sesungguhnya aku tidak khawatir umatku yang mukmin atau yang kafir. Adapun yang mukmin akan dijaga oleh imannya dan yang kafir akan dikekang kekafirannya. Akan tetapi aku khawatir dengan mereka yang munafik, yang pandai mengolah lisan. Mereka berkata dengan apa yang mereka ketahui namun berbuat dengan apa yang mereka ingkari. HR. Al-ThabraniZiyad bin Hadir,rahimahullah, berkata : “Umar bin Khattab ra. berkata kepadaku, "Apakah kamu tahu apa yang akan menghancurkan agama Islam?" Aku menjawab, "Tidak." Beliau berkata, "Islam akan dihancurkan oleh kesalahan orang alim, perdebatan orang munafik membahas Alquran, dan hukum dari para imam yang menyesatkan."
Diterjemahkan dari Risalah Ahlissunnah wal Jamaah
Karangan Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari
Post a Comment for "Jangan Sampai Salah Memilih Guru Spiritual - Risalah Ahlissunnah wal Jamaah (5)"
Silahkan berikan komentar dengan baik dan sopan